SOLOPOS.COM - Kondisi tembok belakang Pesanggrahan Langenharjo berlokasi di Langenharjo, Grogol, roboh selebar 20 meter yang ditutup dengan seng (Solopos.com/ Tiara Surya Madani)

Solopos.com, SUKOHARJO–Situs cagar budaya Pesanggrahan Langenharo di Desa Langrnharjo, Grogol, Sukoharjo, kondisinya masih memprihatinkan sampai sekarang.

Pasalnya terjadi beberapa kerusakan di sejumlah area. Selain itu, kemampuan pengelola tidak dapat maksimal karena dana yang dikeluarkan tidak sedikit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Sabtu (1/10/2022), sejumlah bangunan masih mengalami kerusakan. Pagar tembok belakang bangunan setebal 20 cm mengalami keretakan cukup parah di sejumlah lokasi. Selain itu, terdapat pagar tembok roboh kemudian ditutup dengan seng.

Dalam laman cagarbudaya.kemendikbud.go.id, Pesanggrahan Langenharjo telah terdaftar sebagai situs cagar budaya dengan No SK : PM.24/PW.007/MKP/2007 Tanggal SK : 26 Maret 2007.

Ekspedisi Mudik 2024

Revitalisasi yang telah dilakukan berupa penggantian tiang pendapa, penggantian atap, serta pengeboran ulang sumur yang megeluarkan air belerang.

Pengelola dadi Keraton Surakarta, G.P.H. Soeryo Wicaksono, mengatakan bangunan yang miliki nilai sejarah dan telah berumur lebih 80 hingga 100 tahun dapat didaftarkan ke cagar budaya.

“Kewajiban pemerintah agar menjaga tempat itu [Pedanggrahan Langenharjo] agar tidak diubah, agar sesuai dengan habitat,” kata pria yang akrab disapa Gusti Nino tersebut.

Selama empat tahun merawat Pesanggrahan, Gusti Nino menemukan sejumlah kerusakan bangunan.

Sementara itu, revitalisasi dilakukan oleh sejumlah kelompok yang peduli dengan cagar budaya.

“Yang muncul untuk membantu revitalisasi adalah person [orang] yang peduli cagar budaya,” lanjut Gusti Nino.

Sejumlah bangunan masih mengalami kerusakan. Pagar tembok belakang bangunan setebal 20 cm mengalami keretakan cukup parah di sejumlah lokasi. Selain itu, terdapat pagar tembok roboh kemudian ditutup dengan seng.

Pesanggrahan Langenharjo miliki sumber mata air hangat dengan kandungan belerang, namun sempat mati.

“Pengeboran kembali sumber mata air belerang dilakukan dengan sumbangan dari orang yang peduli cagar budaya,” lanjut Gusti Nino.

Abdi dalem, Hardiman, mengatakan telah mengabdi di Pesanggrahan Langenharjo selama empat tahun. Setiap hari, ia harus membersihkan kawasan Pesanggrahan seluas 1,5 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya