SOLOPOS.COM - Lahan makam Bong Mojo, Jebres, Solo, saat ini banyak diperjualbelikan hingga muncul hunian liar. Foto diambil Rabu (13/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Peminat lahan makam Bong Mojo, Jebres, Solo, tak pernah surut meski Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah menegaskan lahan itu berstatus Hak Pakai (HP) Pemkot dan hunian liar di kawasan itu akan digusur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, setelah ada pendataan oleh Pemerintah Kota Solo pada Kamis (14/7/2022), warga masih tetap bertahan dan pembeli tetap berdatangan. Dari penelusuran tim Solopos selama beberapa waktu terakhir, ada sejumlah hal yang membuat lahan kawasan Bong Mojo diburu warga, selain harganya yang murah.

Hal-hal tersebut terkait fasilitas dasar untuk hidup sehari-hari cukup lengkap dan mudah didapatkan. Mulai dari jaringan listrik dan air bersih yang tersedia selama 24 jam per hari, bahkan lokasinya juga cukup sejuk dengan banyaknya pohon.

Tim Solopos bertemu salah satu warga berinisial Si, yang sudah tinggal selama tiga tahun di lahan makam Bong Mojo Solo. Ia tinggal di rumah permanen dengan luas 70 meter persegi.

Tembok rumahnya kokoh, suara TV menyala cukup keras hingga terdengar hingga teras, beradu dengan suara pompa air di rumahnya. Si membenarkan listrik mengalir di rumahnya selama 24 jam per hari sehingga sangat membantu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Tak Hanya Jual Beli Lahan, Warga Juga Bongkar Makam Bong Mojo Solo

Mulai dari memasak, menanak nasi, hingga menonton TV. “Listrik di sini lancar, air juga lancar, listrik di sini ngambil dari travo terdekat langsung dipasang. Tagihannya kami membayar per rumah itu Rp50.000 buat urunan bayar listrik per bulan,” ulasnya.

Air Bersih

Iuran listrik itu, kata Si, disetor ke salah satu petugas yang mengelola. Ia mengaku belum bayar selama dua bulan, tapi listrik masih menyala. “Mungkin bulan ini baru bayar tiga bulan sekaligus,” ujarnya.

Mengenai air, tidak ada kesulitan dalam pengadaan air bersih di lahan makam Bong Mojo Solo. Ia berinisiatif membangun sumur bor sedalam 50 meter. Nantinya, air tersebut dialirkan ke tetangga sekitarnya.

Baca Juga: Laris! Pembeli Saling Serobot demi Sepetak Lahan Makam Bong Mojo Solo

“Para tetangga hanya diminta iuran Rp15.000 per bulan. Buat perawatan karena sempat nambah pipa pas kurang dalam, sama listrik juga,” ujarnya. Di sela-sela perbincangan, datang Tr, salah satu warga, ke rumah Si untuk membayar iuran listrik dan air.

Dengan setengah bercanda, Si mengancam jika telat satu bulan lagi listrik akan dicabut dari rumah Tr. “Ini malah nunggak sampai empat bulan, kalau sampai telat lagi tak cabut pokoke listrik karo banyu ning omahmu,” ucap Sri sambil bercanda.

Sebelumnya diberitakan, harga murah menjadi daya tarik lahan makam Bong Mojo, Solo, hingga diburu warga meski mereka tahu itu tanah milik Pemkot Solo dan seharusnya tidak boleh untuk membangun hunian. Si misalnya, mengaku mendapatkan tiga petak tanah di kawasan makam itu dengan harga total Rp10 juta pada 2019.

Baca Juga: Ternyata, Ada Penggede Di Balik Jual Beli Tanah Makam Bong Mojo Solo?

Harga Tanah

“Ramai yang cari lahan di sini, karena jelas harganya murah, meskipun ini juga tanah milik pemerintah, tetapi ya wajar saja. Sekarang mana ada harga lahan di Kota Solo seperti di sini. Bayangkan, di daerah seberang UNS, harganya mencapai Rp5 juta per meter [persegi]. Sedangkan di sini, bisa dapat lahan ukuran 5 meter kali 7 meter,” ucap Si.

Warga lainnya, Sy, mendapatkan sepetak tanah seharga Rp2,5 juta di kawasan yang sama, juga pada 2019. Sy berdalih proses mendapatkan tanah di lahan makam Bong Mojo, Solo, itu bukan jual beli, tapi ganti jasa babat alas.

“Toh ya harus dibabat kalau tidak ya tidak bisa ditempati. Waktu itu belinya pakai jual motor Honda Supra sama handphone saya. Saya jual Rp5 juta juga setengahnya saya sisihkan, untuk beli tanah yang ada di dalam permakaman,” jelasnya.

Baca Juga: Gibran akan Bawa Kasus Jual Beli Tanah Bong Mojo Solo ke Jalur Hukum

Saat menyamar sebagai pembeli, tim Solopos bertemu seorang makelar, sebut sama M, yang menawarkan harga Rp5 juta untuk tanah seluas 60 meter persegi di kawasan Bong Mojo. M mengaku menjual tanah di kawasan makam Bong Mojo dengan harga mulai Rp2 juta sampai Rp5 juta per petak.

Variasi harga itu tergantung luas dan aksesnya. “Semakin ke dalam semakin murah. Kalau yang di pinggir agak lumayan mahal, soalnya akses masuknya lebih enak, tapi ya beberapa sudah laku,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya