SOLOPOS.COM - Masjid Agung Keraton Solo tampak depan, Selasa (22/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo merencanakan setidaknya ada 13 Tempat Ibadah Ramah Anak (TIRA) di Kota Bengawan. TIRA itu tak hanya masjid tapi juga gereja.

Hal itu terungkap saat sarasehan bersama stakeholders di Kantor Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Jumat (20/5/2022). Tempat ibadah pertama yang akan menjadi tujuan realisasi TIRA adalah Masjid Al Wustho Mangkunegaran.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala DP3AP2KB Solo, Purwanti, mengatakan DP3AP2KB telah memberitahukan rencana tersebut kepada takmir Masjid Al Wustho. “Sudah [diberitahukan kepada takmir],” jelas Purwanti, Selasa (24/5/2022).

Rencananya, tujuh masjid akan dijadikan TIRA dan sudah tertuang dalam SK Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solo tentang Tempat Ibadah Ramah Anak. Ada Masjid Agung Solo, Masjid Al Wustho, Masjid Muttaqien, Masjid Nurul Hidayah Semanggi.

Ekspedisi Mudik 2024

Selanjutnya Masjid Tegalsari, Masjid An-Ni’mah Notodiningratan, dan Masjid Jami’ Baiturrahman Sekip, Banjarsari. “Jadi ada tujuh yang ditetapkan Kemenag tujuh masjid untuk memenuhi tempat ramah anak,” imbuhnya.

Baca Juga: Wah, Masjid Al Wustho Akan Jadi Tempat Ibadah Ramah Anak Pertama Solo

Selain masjid, ada enam gereja yang tertuang dalam SK tersebut yakni Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bait Kudus Kerten, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sangkrah, Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Bukit Sion Nusukan.

Kemudian Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan, Gereja Kasih Karunia Indonesia (Gekari) Pancaran Kasih Mojosongo, dan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).

Selain 13 tempat ibadah ramah anak yang tertuang dalam SK Kantor Kemenag Solo, DP3AP2KB akan menunggu rekomendasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk sasaran tempat ibadah lain. “Selain masjid ada gereja juga dan pura, vihara, dan yang lain rekomendasi FKUB,” kata Pur.

Baca Juga: Indahnya Perpaduan Jawa-Jepang di Wayang Beber Masjid Al Wustho Solo

Sisi Historis Jadi Pertimbangan

Ada beberapa pertimbangan pemilihan tempat ibadah tersebut. Pur mencontohkan Masjid Al Wustho dipilih karena berlokasi dekat sekolah. Pertimbangan lainnya yakni dari sisi historis.

“Dari sisi sejarah masjid dimaksud cukup bersejarah dan menjadi pusat tujuan wisatawan luar Solo. Itu juga sering jadi pusat pembelajaran keagamaan. Jadi memang itu menjadi salah satu alasan ditunjuk menjadi TIRA karena dilihat dari sisi strategisnya,” jelasnya.

TIRA diharapkan mampu menciptakan tempat ibadah sebagai ruang publik yang bisa digunakan sebagai tempat alternatif pengasuhan anak. Tentunya dilengkapi fasilitas pendukung seperti ruang bermain anak dan perpustakaan.

Baca Juga: Menjelajahi Masjid-Masjid Tertua di Solo, Ada Yang Hampir 500 Tahun

Purwanti mengatakan perpustakaan dan ruang bermain anak menjadi fasilitas yang wajib ada dalam pembangunan tempat ibadah ramah anak di Solo.

“Jadi memang tujuan dari pengembangan TIRA adalah memfungsikan tempat ibadah sebagai ruang publik, alternatif pengasuhan anak, ruang bermain dan kreativitas anak. Memang ada petunjuk teknis Tira. Tidak hanya itu tapi bisa ada perpus, ruang bermain, dan ruang yang nanti untuk kreasi anak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya