SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampus IAIN Pekalongan yang kini alih status menjadi UIN KH Abdurrahman Wahid. (iainpekalongan.ac.id)

Solopos.com, SEMARANG — Presiden Joko Widodo telah menetapkan lima perguruan tinggi Islam negeri atau PTIN yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Dari lima PTIN yang alih status dari IAIN menjadi UIN itu, dua di antaranya berasal dari Jawa Tengah atau Jateng.

Dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) ada lima PTIN yang sebelumnya berstatus IAIN berubah atau alih status menjadi UIN. Kelima PTIN itu yang ditetapkan menjadi UIN itu yakni UIN Salatiga, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, UIN KH Abdurrahman Wahid atau yang sebelumnya dikenal sebagai IAIN Pekalongan, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, dan UIN Mahmud Yunus Batusangkar.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Keputusan mengubah atau alih status lima PTIN dari IAIN menjadi UIN itu tertuan dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang ditandatangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Juni 2022.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari lima PTIN yang beralih status dari IAIN ke UIN itu dua di antaranya berada di Jawa Tengah atau Jateng, yakni UIN Salatiga dan UIN KH Abdurrahman Wahid yang dulunya merupakan IAIN Pekalongan.

Sebelum beralih status menjadi UIN Abdurrahman Wahid, perguruan tinggi Islam negeri di Pekalongan ini terkenal dengan nama IAIN Pekalongan. Mengutip laman iainpekalongan.ac.id, IAIN didirikan pada 30 Juni 1997. Kali pertama didirikan, perguruan tinggi ini berstatus sebagai Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. Namun pada tahun 2016 lalu, status STAIN Pekalongan berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri atau IAIN melalui Perpres Nomor 73 Tahun 2016 dan hingga akhirnya berubah lagi menjadi UIN KH Abdurrahman Wahid pada 2022.

Baca juga: Sah! IAIN Salatiga Resmi Jadi UIN

Sementara itu, Rektor UIN Salatiga, Prof Dr. Zakiyuddin Baidhawy, mengaku senang dengan alih status IAIN Salatiga menjadi UIN Salatiga. Ia mengaku sudah sejak 2019, kampusnya memperjuangkan peralihan status tersebut.

“Ini adalah bagian dari tahapan proses perjuangan yang sudah kita lakukan sejak 2019, atau sejak awal kali pertama saya diberi amanat sebagai rektor. Berbagai tahapan dan prosedur sudah kami lalui, komunikasi lintas kementerian juga. Akhirnya, upaya kita untuk melakukan alih status bisa tercapai,” ujar Prof Zaki.

Baca juga: Tambah 3 Guru Besar, Alih Status IAN Salatiga Jadi UIN di Depan Mata

Kendati demikian, Zaki mengaku menjadi UIN Salatiga bukanlah akhir dari perjuangan civitas academica kampus perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga, Jateng itu.

“Ini merupakan perjuangan awal untuk membangun Kampus UIN Salatiga sesuai tagline Green Wasathiyah Campus untuk membangun Kota Salatiga dan Indonesia yang didasari nilai-nilai ramah lingkungan dan ramah kemanusian. Selain itu juga menjaga spirit harmoni Kota Salatiga sebagai kota toleran di Indonesia,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya