Solopos.com, SUKOHARJO — Desa Bekonang yang terletak di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, tidak hanya terkenal dengan produksi ciunya, tapi juga batik khas.
Berdasarkan catatan Solopos.com, keindahan batik khas Bekonang sampai menarik perhatian seorang perancang busana asal Sukoharjo, Satrio Joeli Wiyoto. Joeli, sapaan akrabnya, pernah membuat rancangan busana batik khas Bekonang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga: Mengenal Desa Bekonang Sukoharjo yang Sempat Didatangi Atta Halilintar
Busana itu dipamerkan dalam acara fashion luncheon di Hotel Sunan, Solo, pada 28 Februari 2012. Saking senangnya dengan batik khas Bekonang, perancang busana yang juga dikenal dengan nama Owens Joe itu sampai mengusulkan Bekonang menjadi Kota Batik.
Owens Joe melihat batik Bekonang sangat potensial. Alasannya, pada masa kejayaan Keraton Solo dulu, Bekonang dinilai merupakan salah satu kawasan batik yang pernah moncer.
Baca Juga: Atta Halilintar Blusukan ke Bekonang Sukoharjo, Cari Apa Ya?
Menurut Joeli, batik Bekonang mengalami kemajuan proses cukup signifikan dengan menggunakan pewarna alami atau alam sintetis dan sintetis full dengan ciri khas motif-motif Bekonang yang beragam dan pola-pola baru.
“Batik warna sogan Solo baik Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran dibuat di Bekonang karena pembatik dari sekitar Bekonang sangat banyak, sehingga mampu memenuhi pasar,” kata Joeli kala itu.
Baca Juga: Anggaran Jasa Nakes Sukoharjo Ditambah Rp9,6 Miliar, Ini Detailnya
Sementara itu berdasarkan penelurusan Solopos.com, wilayah Bekonang, Sukoharjo, memang sempat dikenal sebagai salah satu sentra produksi batik tulis.
Sekitar 50 tahun lalu, warga Desa Bekonang dan sekitarnya masih banyak yang bekerja sebagai pembuat batik. Saat itu aktivitas warga yang membatik bisa dijumpai di banyak sudut Bekonang.
Baca Juga: Penemuan Mayat di Persawahan Belakang SMKN 2 Sukoharjo Gegerkan Warga
Namun sayangnya aktivitas membatik itu makin sepi. Keterampilan orang-orang terdahulu dalam membuat batik rupanya kurang berhasil diturunkan ke generasi berikutnya. Para generasi penerus itu lebih memilih pekerjaan lain daripada menekuni batik.