SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Dokumen Ilustrasi

JIBI/Harian Jogja/Dokumen
Ilustrasi

Harian Jogja.com, JOGJA-Ditinjau dari sisi SDM dan fasilitas, sekolah inklusi yang dikembangkan di DIY belum sepenuhnya berpihak pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamat pendidikan anak dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sugito mengatakan pemerintah pusat dan daerah sudah mulai memberikan perhatian kepada ABK. “Namun, perhatian tersebut masih kurang,” katanya, Kamis (11/7/2013).

Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY in mengungkapkan dari sekian hambatan, ia menilai kemampuan guru maupun fasilitas masih terbatas.

Adapun dari sisi mahasiswa, sebenarnya peminat pendidikan luar biasa (PLB) itu tinggi. Namun, masalahnya guru itu akhirnya bergantung pada kurikulum pemerintah dan proses rekuiitmen.

Guna mengatasi persoalan ini, alumni PLB FIP UNY umumnya memilih mendirikan lembaga secara mandiri. Hanya diakuinya kondisi ini membutuhkan perjuangan besar.

Mengenai sarana-prasarana, ia menuturkan masih banyak sekolah inklusi yang dapat menyediakan secara memadai. Sebab tuna daksa belum tentu dapat mengakses ke setiap ruangan.

Selain kedua masalah tersebut, Sugito menuturkan ada hal penting lain yang perlu dipertimbangkan. Yakni pemahaman kepada siswa lain.

“Teman-teman ABK harus diberikan pemahaman. Agar mereka dapat menerima ABK tersebut dalam sebuah komunitas. Mereka juga dididik untuk membantu teman yang membutuhkan bantuan. Aini akan menumbuhkan rasa sosial dan empati yang besar,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya