SOLOPOS.COM - Upacara perdana siswa baru SMP Negeri 24 Solo, Kamis (9/7/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Penerimaan murid baru mulai 2017/2018 akan berdasarkan sistem zonasi. Seharusnya, tak ada lagi sekolah favorit yang menolak siswa.

Solopos.com, SARILAMAK — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan memulai menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan murid baru mulai tahun ajaran 2017/2018. Dampaknya, tak ada siswa yang ditolak oleh sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Nanti kita akan menggunakan sistem zonasi atau sekolah pakai zona. Maka tidak boleh ada siswa di dalam zona itu yang tidak diterima, apapun alasannya. Apalagi pakai tes,” kata dia, Senin (24/4/2017), saat bersilaturahmi dengan kepala sekolah se-Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), di Pandopo Rumah Dinas Bupati, Payakumbuh.

Menurutnya, kebijakan itu dilakukan untuk mengatasi fenomena pelajar berburu masuk ke sekolah-sekolah favorit yang jauh dari tempat domisili atau keluar dari daerahnya. “Semua sekolah sekarang harus jadi favorit. Dengan cara zonasi itu dapat mengatasi timbulnya sekolah favorit,” kata Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Sebelumnya, penerimaan murid baru di sekolah-sekolah negeri menggunakan nilai Ujian Nasional (UN). Akibatnya, banyak muncul sekolah-sekolah favorit yang berdampak negatif, seperti perlombaan para calon murid ke sekolah favorit dan sekolah kurang favorit menjadi kekurangan murid.

Untuk itu, pemerintah akan merubah sistem penerimaan siswa baru yang menggunakan nilai UN atau grade lain menjadi berdasarkan zonasi. Tujuannya, semua sekolah baik negeri maupun swasta wajib untuk menerima murid-murid baru yang masuk dalam radius zonasinya.

Muhadjir menambahkan untuk menerapkan sistem zonasi tersebut, peran Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) mulai dari SD hingga SMA, sangat dibutuhkan. Merekalah yang akan menetapkan kuota masing-masing sekolah di zonanya.

Salah seorang orang tua murid di Kabupaten Limapuluh Kota, Nailul Amri menyambut baik sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru tersebut. Menurutnya, selain membeda-bedakan sekolah pola penerimaan siswa baru seperti tahun sebelumnya juga rawan terjadi pungli sebab orang tua mau membayar berapapun asal anaknya dapat masuk sekolah favorit.

“Solusinya cukup bagus, tinggal lagi bagaimana penerapannya di lapangan nantinya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya