SOLOPOS.COM - Guru SMP Negeri 13 Solo, Daryoto Handayu mengoperasikan laptop saat memberikan penjelasan kepada siswa saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekaligus Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah, Rabu (24/11/2021). Di tengah kondisi pandemi Covid-19, guru didorong memanfaatkan tunjangan sertifikasinya untuk pengembangan penguasaan teknologi. (Solopos/ Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) didorong kreatif dalam menyusun pola pembelajaran campuran (blended learning). Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo membebaskan sekolah memakai aplikasi sesuai kebutuhan peserta didik serta guru. Sejumlah sekolah telah berinovasi dengan penggunaan beragam aplikasi, meski ada pula yang masih beradaptasi dengan teknologi informasi.

Kepala SMPN 9, Diah Pitaloka, mengatakan sekolahnya telah tiga bulan ini melaksanakan pembelajaran campuran. Diah mengatakan SMPN 9 sudah menggunakan platform belajar variatif seperti Zoom Professional, Google Meet, Google Classroom, serta Google Form. “Kami juga menggunakan aplikasi Rumah Belajar dari Kemendikbud Ristek. Pemilihannya tergantung variasi guru saat mengajar,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (29/11/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala SMPN 7, Siti Latifah, mengatakan awalnya SMPN 7 menggunakan Zoom dalam pelaksanaan pembelajaran campuran. Namun aplikasi itu kadang memicu kendala teknis ketika dipakai terlalu lama.  “Kalau per hari pakai Zoom 5 x 40 menit pembelajaran ya HP-nya enggak kuat, cepat panas. Belum lagi masalah kuota dan kendala fisik seperti capai mata.”

Baca Juga: Tim Gabungan Solo Perketat Pemantauan Tempat Wisata saat PPKM Nataru

Belakangan SMPN 7 telah menemukan solusi dengan memakai Google Meet, Google Classroom hingga mengoptimalkan laman sekolah untuk blended learning. “Kami juga memakai WhatsApp untuk sejumlah materi pembelajaran ringan serta pemantauan siswa. Kami menerapkan prinsip Merdeka Belajar.”

Kabid SD-SMP Disdik Solo, Abdul Haris Alamsah, mengatakan kemampuan melaksanakan pembelajaran campuran krusial di masa pandemi untuk menekan persebaran Covid-19. Selain itu blended learning memungkinkan siswa mendapat porsi pelajaran yang seragam.

Blended learning adalah kombinasi pembelajaran tatap muka dan tatap maya. Artinya, sebagian siswa belajar di sekolah dan sebagian lewat virtual di waktu bersamaan.

Baca Juga: Disdik Solo Matangkan Rencana PTM di Ruang Terbuka

“Penerapan blended learning di SD dan SMP di Solo sudah semakin baik meski ada satu-dua yang belum optimal,” ujar Haris saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (29/11/2021).

Pihaknya mendorong sekolah terus berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran campuran. Menurut Haris, sekolah jangan terpancang dengan aplikasi tertentu seperti Zoom atau Google Meet untuk mewadahi blended learning.

Haris menyebut ada banyak aplikasi penunjang pendidikan virtual yang dapat diakses secara gratis maupun berbayar. “Sekarang aplikasi kan macam-macam ya, ada Google Classroom dan aplikasi belajar yang lain. Kami membebaskan sekolah mencari aplikasi sesuai kebutuhannya agar mereka lebih kreatif.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya