SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Sejumlah warga menikmati tumpeng nasi gurih dan endok abang seusai berlangsungnya acara Kepung Tumpeng Dhahar Kembul Segogurih Sekaten di Arena Pasar Malam Perayaan Sekaten di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Selasa (07/01/2014). Sebanyak 99 tumpeng ingkung (ayam) dan 1000 telor merah (endog abang) disusun menjadi tumpeng raksasa dan dibagikan kepada warga masyarakat, acara yang dimotori oleh Pemerintah Kota Yogya dan Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Yogya itu bertujuan untuk melestarikan khasanah kuliner khas sekaten yakni, nasi gurih dan endok abang.

Sekaten Jogja tiap tahun memiliki ikon berbeda.

Harianjogja.com, JOGJA-Pada penyelenggaraan sekaten tahun ini, panitia memilih “sego gurih” atau nasi gurih sebagai ikon setelah pada tahun lalu “ndog abang” atau telur merah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari Antara, Ketua Panitia Pasar Malam Perayaan Sekaten 2015 Suyana mengatakan, setiap tahun dipilih ikon yang menegaskan tradisi perayaan sekaten. Selain “sego gurih” dan “ndog abang”, tradisi sekaten juga identik dengan “pecut” atau cambuk serta kinang.

Penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 40 hari dipadatkan menjadi 21 hari, 4-24 Desember di Alun-Alun Utara Jogja.

Sejumlah peserta yang meramaikan arena Pasar Malam Perayaan Sekaten di antaranya adalah permainan, kerajinan, fashion dan kuliner dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta anjungan dari sejumlah pemerintah daerah.

Panitia menyiapkan sekitar 850 petak anjungan yang bisa dimanfaatkan peserta dan sekitar 98 persen di antaranya sudah terisi. Peserta dibebaskan dari biaya sewa lahan.

Sementara itu, Walikota Jogja Haryadi Suyuti mengatakan pengurangan durasi penyelenggaraan pasar malam sekaten berkaitan dengan penataan konstruksi di Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Selain sektor ekonomi, masyarakat juga bisa menyaksikan pentas seni dan budaya di arena pasar malam perayaan sekaten setiap harinya.

“Sekaten adalah pusaka budaya yang harus dilestarikan dan menjadi bagian dari keistimewaan Yogyakarta,” katanya, Jumat (4/12/2015)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya