SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggul jebol

Solopos.com, KLATENPemkab Klaten berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dapat memperbaiki secara permanan sejumlah tanggul sungai yang rawan jebol. Tingginya curah hujan menjadi faktor utama penyebab sejumlah wilayah di Klaten kerap kebanjiran serta beberapa lokasi tanggul sungai jebol.

Demikian penjelasan Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (28/3/2022). Jebolnya tanggul di tengah tingginya curah hujan lantaran tak mampu menahan derasnya air sungai.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kedua memang soal kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai. Ini yang kerap menimbulkan potensi bencana, karena sampah menumpuk, aliran air tidak lancar hingga menimbulkan bencana. Klaten punya Sekolah Sungai dan sukarelawan sungai yang terus didorong berperan ke masyarakat agar tidak menjadikan alur sungai sebagai tempat pembuangan sampah,” kata Mulyani saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (28/3/2022).

Baca Juga: Hujan Deras Sejumlah Wilayah di Klaten Kebanjiran, Ini Dampaknya

Ekspedisi Mudik 2024

Mulyani mengatakan wilayah alur sungai menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Selama ini, respons BBWSBS sangat cepat ketika ada kejadian bencana seperti tanggul sungai jebol dengan penanganan darurat.

Mulyani berharap tak hanya penanganan darurat yang dilakukan. Dia menjelaskan perlu perbaikan permanen pada lokasi-lokasi tanggul jebol agar banjir akibat tanggul jebol tak lagi menjadi bencana tahunan.

“Kami berharap ada perbaikan permanen. Di Klaten rawan banjir, kami berharap Kemen PUPR memetakan wilayah tanggul yang rawan banjir termasuk tanggul yang lokasinya berdekatan dengan persawahan. Kasihan para petani kerap menjadi langganan tanggul jebol,” kata dia.

Baca Juga: Banjir dari Luapan Kali Cino Surut, Warga Klaten Bersih-Bersih Rumah

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, memperkirakan saat ini Klaten memasuki masa pancaroba. Namun, potensi bencana hidrometeorologi masih ada. Dia mengingatkan agar kesiapsiagaan terhadap potensi bencana tersebut tetap ditingkatkan.

“Yang penting kesiapsiagaan tetap ditingkatkan. Misalkan pemangkasan pohon tinggi, ketika hujan tidak berlindung di bawah pohon tetapi di bangunan yang kokoh, dan lain-lain,” kata dia.

Nur membenarkan ada beberapa wilayah yang selama ini kerap menjadi langganan banjir di Klaten. Daerah-daerah itu terutama di sepanjang tepi sungai seperti Sungai Dengkeng dan anak sungainya. Pada beberapa ruas jalan juga kerap terjadi genangan air gegara saluran drainase macet. Nur mengingatkan agar sungai serta saluran air tak lagi menjadi tempat pembuangan sampah yang berpotensi menyebabkan banjir.

Baca Juga: Fondasi Tergerus Arus Sungai, 3 Bangunan di Borongan Klaten Ambrol

Beberapa wilayah di Klaten diketahui kebanjiran, dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan. Pada pekan lalu, perkampungan di Dukuh Lemahireng yang berdampingan dengan Sungai Wonggo kembali kebanjiran.

Rutin Banjir

Permukiman di Dukuh Lemahireng belakangan rutin kebanjiran terutama saat hujan lebat mengguyur wilayah Klaten. Sepanjang pekan lalu, permukiman di Lemahireng dua kali kebanjiran. Pada Senin (21/3/2022), jalan perkampungan juga kebanjiran setelah wilayah Klaten diguyur hujan lebat.

Kepala Desa (Ksdes) Kaligawe, Kecamatan Pedan, Ari Sutikno, mengatakan perkampungan di Lemahireng belakangan kerap kebanjiran menyusul dinding penahan di tepi Sungai Wonggo jebol. Jebolnya dinding penahan itu akibat banjir, 3 Maret 2022 lalu.

Baca Juga: Jembatan Kadirejo Klaten Rusak Diterjang Banjir akan Dibangun Tahun Ini

“Kejadian 3 Maret kemarin membuat parapetnya longsor. Kemudian kejadian kemarin [luapan air sungai pada Senin] membuat kondisi yang longsor semakin lebar,” jelas Ari.

Ari menjelaskan selama ini warga rutin gotong royong membersihkan jembatan ketika ada rumpun bambu yang tersangkut. Hanya, jika parapet yang jebol tak kunjung diperbaiki, dikhawatirkan banjir bakal sering terjadi.

“Kami mohon pemerintah di atas bisa saling sharing untuk menangani kerusakan tanggul jebol ini,” jelas Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya