SOLOPOS.COM - Rombongan kades terdampak tol Solo-Jogja mendatangi Kantor BPN Klaten, Kamis (3/6/2021). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Sejumlah kepala desa (kades) yang wilayahnya terdampak jalan tol Solo-Jogja mendatangi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Kamis (3/6/2021) pukul 10.00 WIB.

Kedatangan para kades itu untuk mempertanyakan penghitungan uang ganti rugi (UGR) lahan terdampak tol Solo-Jogja yang dinilai tidak jelas sehingga menimbulkan keresahan sekaligus gejolak di tengah masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah kades yang wilayahnya terdampak jalan tol Solo-Jogja mulai datang ke BPN Klaten, Kamis (3/6/2021) pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Pelajar SMP Asal Bayat Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Solo-Jogja Wilayah Klaten

Di antara kades itu, seperti Kades Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Moh. Marsum; Kades Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Ery Karyatno; dan Kades Joho, Kecamatan Prambanan, Yulis Tanto.

Para kades yang wilayahnya terdampak jalan tol Solo-Jogja aktif saling berkoordinasi via WhatsApp Group (WAG). Untuk diketahui, jumlah kades terdampak jalan tol Solo-Jogja mencapai 15-16 orang.

Sejumlah kades itu mendatangi kantor BPN Klaten lantaran proyek strategis nasional jalan tol Solo-Jogja dinilai telah menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Warga Cemas

Gara-garanya, warga terdampak jalan tol Solo-Jogja sering mempertanyakan UGR yang tak sesuai perhitungan di daerah terdampak jalan tol Solo-Jogja.

Kehadiran para kades itu ditemui langsung Kepala Kantor Pertanahan Klaten sekaligus Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Jalan Tol Solo-Jogja di Klaten, Agung Taufik Hidayat, di ruang kerjanya,.

"Selama ini, warga kami cemas. Proyek jalan tol Solo-Jogja ini tak ada progres sama sekali. Pendataaan di desa kami sudah rampung. Infonya proyek percepatan ini rampung, Desember 2020. Ternyata, sampai sekarang tak ada perkembangan sama sekali. Bahkan tak ada pendampingan. Saya ngelus dada. Terlebih setelah mendengar ganti rugi yang terjadi di Polanharjo dan Karanganom yang harganya tak logis," kata Kades Karangduren, Moh. Marsum, ditemui wartawan di kantor BPN Klaten.

Baca juga: Pembangunan Belum Rampung, Grha Megawati Klaten Belum Dibuka untuk Umum

Marsum mengatakan beberapa UGR yang tak masuk akal yang diputuskan tim appraisal telah banyak didengar oleh warganya. UGR itu juga sudah disosialisasikan tim pembebasan lahan, terutama di Polanharjo dan Karanganom.

Tak adanya perkembangan terkait informasi rencana ganti rugi di Karangduren mengakibatkan warga terdampak jalan tol Solo-Jogja bertanya ke Pemdes setempat. Namun, Pemdes setempat tak mampu menjawab pertanyaan warga secara detail.

"Makanya kami ke sini untuk menyampaikan aspirasi warga itu. Yang sudah terjadi di Polanharjo dan Karanganom kan infonya ada tanah di pinggir sungai justru nilainya lebih tinggi dibandingkan di pinggir jalan. Lalu, ada tanaman yang hanya dihargai Rp500-Rp1.000, padahal bibit tanaman sengon di pasaran sudah Rp5.000. Hal seperti itu kan tidak logis," katanya.

Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka, Ternyata Ini Motif Aksi Bugil Pembonceng Motor di Klaten

Sebagi informasi, lahan terdampak tol Solo-Jogja di Karangduren mencapai 81 bidang.

Hal senada dijelaskan Kades Joho, Yulis Tanto. Menurut dia, sosialisasi UGR yang sudah berlangsung di Karanganom mengakibatkan Pemdes Joho banyak menerima pertanyaan dari warga. Luas lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Joho mencapai 62 bidang alias 8,5 hektare.

"Memang seharusnya dijelaskan. Soalnya ada yang menyebutkan ganti rugi tanaman di atas tanah hanya bersifat gelondongan, yakni senilai Rp4 juta dalam satu patok. Mestinya kan dihitung per item tanaman dalam satu patok itu. Kami pun khawatir hal itu terjadi di desa kami," katanya.

Mendengarkan Aspirasi Kades

Kades Demakijo, Ery Karyatno, mengatakan kedatangannya di kantor BPN Klaten dalam rangka mencari tahu UGR sekaligus memberikan dukungan ke para kades lain yang terdampak jalan tol Solo-Jogja.

"Sudah banyak yang bertanya ke kami soal jalan tol Solo-Jogja. Soalnya mereka sudah mendengar UGR di Polanharjo dan Karanganom. Misal di Jungkare, Karanganom itu penghitungannya tidak sampai ke tanaman. Yang dihitung hanya tanahnya. Saya datang ke sini untuk mengantisipasi agar tak terjadi apa-apa di desa sendiri. Di desa kami, lahan terdampak tol Solo-Jogja mencapai 8 hektare," katanya.

Baca juga: Proyek Fisik Tol Solo-Jogja Klaten Segera Dimulai, Ini Titik Awalnya

Kepala Kantor Pertanahan Klaten sekaligus Ketua Pelaksanaan Pengadaan Tanah Jalan Tol Solo-Jogja di Klaten, Agung Taufik Hidayat, irit bicara saat ditanya wartawan sebelum bertemu dengan perwakilan sejumlah kades terdampak jalan tol Solo-Jogja.

"Kami ingin mendengarkan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan para kades. Infonya yang datang dari Karangduren. Semoga, orangnya tak banyak. Kalau banyak orang, ruangan saya tak cukup untuk menampungnya," katanya singkat.

Sebagaimana diketahui, luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi. Luas tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya