SOLOPOS.COM - Pengunjung berjalan saat mengunjungi Taman Balekambang, Solo, Minggu (10/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Taman Balekambang Solo dalam sejarah di masa lalu bisa dikatakan merupakan Taman Sriwedari-nya keluarga Kadipaten Mangkunegaran. Keduanya memiliki fungsi yang kurang lebih sama.

Jika Taman Sriwedari yang dikenal juga sebagai Bonrojo merupakan tempat rekreasi keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Taman Balekambang menjadi tempat bersantai dan berekreasi keluarga Pura Mangkunegaran Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, usia Taman Sriwedari yang dibangun pada 1899 sedikit lebih lebih tua dibandingkan Taman Balekambang yang dibangun pada 1921. Sejarah mencatat Taman Balekambang Solo dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VII (1916-1944) pada tanggal 26 Oktober 1921.

Baca Juga: Taman Balekambang Solo Gelar Lomba Burung, Peserta dari Berbagai Daerah

Taman Balekambang terdiri atas dua bagian di lahan seluas 9,8 hektare yakni Partini Tuin atau Taman Air Partini dan Partinah Bosch atau Hutan Partinah. Laman resmi Pura Mangkunegaran puromangkunegaran.com mengungkapkan Taman Balekambang dibangun oleh Mangkungoro VII sebagai bentuk kasih sayang seorang ayah kepada putri-putrinya yakni GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Nama kedua putri tersebut menjadi nama taman dan patung keduanya juga ada di dalam taman tersebut.

Taman Air Partini Tuin

sejarah taman balekambang solo
Patung GRAy Partini di Taman Balekambang Solo. (puromangkunegaran.com)

Dalam artikel mengenai sejarah Taman Balekambang Solo yang dilansir laman resmi Pura Mangkunegaran disebutkan taman air ini memilliki satu kolam besar dan satu kolam renang dengan dua balai. Balai pertama bernama Bale Apung yang menjadi tempat bersantai dan berkumpulnya anggota keluarga Mangkunegaran.

Dari balai ini pula nama Balekambang bermula karena karena kejauhan balai ini tampak seperti mengapung atau kumambang. Sedangkan balai kedua bernama Bale Tirtayasa yang merupakan tempat ganti pakaian keluarga Mangkunegaran yang ingin berenang.

Baca Juga: Jadi Pusat Budaya Jawa, Penataan Taman Balekambang Solo Segera Dilelang

Partinah Boch atau Hutan Partinah

Partinah Bosch merupakan taman hutan indah yang menyimpan koleh tanaman langka seperti beringin putih, beringin sungsang, kenari, dan apel cokelat. Selain itu ada kawasan angsa dan rusa yang hidup bebas.

Kedua taman itu menunjukkan bahwa dalam sejarah pembangunannya, Taman Balekambang Solo tak hanya memperhatikan aspek keindangan tapi juga pelestarian lingkungan. Partini Tuin berfungai menampung air untuk membersihkan kotoran dana sampah kota.

Sedangkan Partinah Bosch berfungsi sebagai resapan air dan paru-paru kota. Pada awalnya, Taman Balekambang Solo hanya diperuntukkan keluarga Mangkunegaran Solo. Namun pada masa KGPAA Mangkunagoro VIII, taman ini diperbolehkan dikunjungi oleh masyarakat umum.

sejarah taman balekambang solo
Patung GRAy Partinah di Taman Balekambang Solo. (puromangkunegaran.com)

Baca Juga: Bom Tawa Pernah Meledak-Ledak di Taman Balekambang Solo

Sejak itu banyak pertunjukan-pertunjukan kesenian rakyat seperti ketopak dan wayang orang kerap digelar. Pada 1970-an, grup komedi Srimulat juga rutin tamping di panggung Balekambang.

Namun, kurangnya pengawasan membuat Taman Balekambang yang indah berubah menjadi kawasan yang kumuh. Banyak orang yang membangun hunian dan menempati lahan taman itu secara ilegal. Bahkan tak sedikit dari mereka yang membuka usaha hiburan, pijat plus-plus hingga prostitusi.

Revitalisasi

Sejarah berbalik ketika Pemerintah Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Joko Widodo (Jokowi) sekitar tahun 2007-2008 mulai merevitalisasi Taman Balekambang. Para penghuni ilegal direlokasi dan taman itu pun dikembalikan ke fungsinya semula sebagai tempat rekreasi.

Baca Juga: Festival Payung 2021, Begini Antrean Warga Masuk Taman Balekambang Solo

Taman diperindah, kursi-kursi cantik ditambahkan di sana sini untuk pengunjung bercengkerama. Hewan seperti rusa yang jinak juga didatangkan untuk menjadi daya tarik. Begitu pula atraksi pertunjukan seperti ketoprak hingga Sendratari Ramayana digelar secara rutin di panggung terbuka.

Kini, Taman Balekambang kembali menjadi salah satu ikon wisata favorit warga Kota Solo dan berbagai daerah lain. Berdasarkan catatan Solopos.com, pada 2018 atau sebelum pandemi Covid-19, jumlah pengunjung lokal Taman Balekambang mencapai 2.601.081 orang.

Sebagai perbandingan, jumlah pengunjung Candi Borobudur di Magelang yang merupakan destinasi wisata internasional pada periode yang sama mencatatkan jumlah pengunjung lokal sebanyak 3.609.323 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya