SOLOPOS.COM - Stasiun Solo Balapan. (Solopos-dok)

Solopos.com, SOLO — Sejarah berdirinya Stasiun Solo Balapan sekitar 150 tahun lalu tak bisa dilepaskan dari peran pemimpin Mangkunegaran Solo. Bahkan, tanah yang kini ditempati stasiun tertua dan paling bersejarah di Solo itu konon merupakan Alun-alun Utara Mangkunegaran.

Laman surakarta.go.id dalam artikel tentang Sejarah Stasiun Solo Balapan yang diterbitkan pada 2018 lalu menyebut lahan yang sekarang digunakan menjadi Stasiun Solo Balapan, dahulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Keraton Mangkunegaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di dalam alun-alun terdapat pacuan kuda Balapan pada masa Mangkunagoro IV. Dari situ lah nama Stasiun Solo Balapan berasal.

Baca Juga: Giliran 45 Kru Stasiun Solo Balapan Dites Narkoba, Ada yang Positif?

“Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas jalur rel kereta api dari Semarang (sebagai Ibu Kota Provinsi) menuju Solo, maka Solo harus punya stasiun kereta api. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun, karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang. Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun, dan nama Balapan tetap dipertahankan,” tulis artikel di website resmi Pemkot Solo itu.

Di website itu disebutkan sejarah Stasiun Solo Balapan didirikan pada 1873. Sedangkan laman heritage.kai.id menyebut Stasiun Solo Balapan diresmikan Kamis, 10 Februari 1870.

2 Pabrik Gula

“Awalnya, stasiun ini bernama Stasiun Solo. Penggunaan nama Solo Balapan diduga karena tidak jauh dari lokasi stasiun terdapat race terrein (pacuan kuda) untuk balapan,” tulis laman heritage.kai.id.

Baca Juga: Jadwal Perjalanan KA di Stasiun Solo Balapan

Stasiun Solo Balapan dibangun oleh perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) bersamaan pembangunan jalur kereta api Kedungjati-Solo sepanjang 74 km dengan lebar jalur 1.435 mm.

Pada 1872, NISM mengoperasikan dua kali perjalanan kereta api dari Solo-Semarang dan sebaliknya. Keberadaan kereta api memudahkan pengangkutan gula, tembakau, dan kopi dari daerah pedalaman ke pelabuhan di Semarang.

Laman puromangkunegaran.com menuliskan sejarah Stasiun Solo Balapan dalam artikel tentang Mangkunagoro IV. Disebutkan bahwa pembangunan stasiun itu tak berselang lama dengan masa pembangunan dua pabrik gula oleh Mangkunagoro IV (1853-1881).

Baca Juga: Proyek Elektrifikasi Jalur KRL Stasiun Solo Balapan – Stasiun Palur

Dua pabrik gula itu yakni PG Colomadu di Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, yang dibangun pada 1861 dan PG Tasikmadu, juga di Karanganyar, pada 1871. Mangkunagoro IV sendiri disebut ikut memprakarsai pembangunan Stasiun Solo Balapan.

Urbanisasi

Seiring waktu dengan perkembangan industri dan urbanisasi, aktivitas pengangkutan di stasiun tersebut terus meningkat. Stasiun Solo Balapan tidak hanya melayani perjalanan Semarang-Solo PP tapi juga menghubungkan stasiun-stasiun di titik-titik strategis, yakni Purwosari, Sriwedari, dan Jebres.

Stasiun-stasiun itu terhubungkan oleh rel-rel yang melewati tengah kota yang masih aktif sampai saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan ruang yang lebih luas akibat meningkatnya aktivitas pengangkutan, sejarah mencatat sekitar tahun 1926, Stasiun Solo Balapan di Jl Walter Monginsidi No 112, Kestalan, Banjarsari, Solo, itu direnovasi.

Baca Juga: Ada Vaksinasi Covid-19 Gratis di Stasiun Solo Balapan

Renovasi tersebut dirancang oleh Ir Thomas Karsten dengan memodernisasi stasiun dan mengadaptasi gaya yang sedang populer di Eropa dengan gaya arsitektur lokal.

Stasiun Solo Balapan kini sudah berstatus bangunan cagar budaya berdasarkan Keputusan Wali Kota Solo Nomor 646/1- R/1/2013 tahun 2013 dan terdaftar di Registrasi Nasional Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20160908.02.001258.

Kini, Stasiun Solo Balapan menjadi stasiun vital di jalur lalu lintas kereta api dari Jakarta menuju Surabaya, baik dari jalur utara via Semarang maupun jalur selatan via Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya