SOLOPOS.COM - Stasiun Purwosari Solo, Jawa Tengah (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejarah Stasiun Purwosari yang terletak di Jl Slamet Riyadi, Purwosari, Laweyan, Solo, hampir sama tuanya dengan Stasiun Solo Balapan. Keduanya sama-sama dibangun dan dibuka untuk umum pada 1870-an.

Tak hanya itu, berdasarkan informasi di laman https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng, lahan Stasiun Purwosari juga dulunya milik Mangkunegaran yang dihadiahkan kepada Nederlandsch-Indische Maatschappij (NISM).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bagi Mangkunagara IV ini merupakan pengorbanan yang cukup berarti karena lahan itu semula adalah tempat berlatih dan istal kuda Legiun Mangkunagaran. Namun Mangkunagara IV juga melihat perlunya jalan kereta api bagi kemajuan wilayah Surakarta dan khususnya Praja Mangkunegaran,” tulis artikel yang diterbitkan pada 1 Agustus 2016 tersebut.

Baca Juga: Sejarah Stasiun Solo Balapan, Dulunya Alun-Alun Utara Mangkunegaran

Disebutkan bahwa Stasiun Purwosari menjadi stasiun kedua setelah Stasiun Solo Balapan yang dibangun NISM di Solo pada akhir abad ke-19. Stasiun ini dilintasi kereta rute Semarang-Vorstenlanden, Yogyakarta-Solo-Surabaya, dan sebaliknya.

Stasiun Purwosari juga jadi perlintasan jalur Boyolali-Solo-Wonogiri yang diprakarsai perusahaan swasta kereta api Solosche Tramweg Maatschappij (STM) pada awal abad ke-20. Sejarah mencatat Stasiun Purwosari juga menjadi terminal trem dalam kota.

Bangunan Stasiun Purwosari yang ada sekarang selesai dibangun pada 1912. Kereta api reguler mulai beroperasi antara Semarang dan Stasiun Purwosari pada 10 Februari 1970. Namun, saat itu namanya masih Stasiun Poerwodadie.

Baca Juga: Stasiun Purwosari Solo Kini Hanya Layani Perjalanan KA Prameks & Angkutan Barang

Arsitektur Bangunan

Dilihat dari bentuk dan arsitektur bangunannya, Stasiun Purwosari termasuk stasiun pulau yang sangat mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Ambarawa. Konstruksinya dari besi yang menopang atap dengan penutup seng gelombang.

Di bagian tengah terdapat ruang-ruang pelayanan stasiun dan ruang-ruang tunggu dengan peron di kedua sisinya. Saat ini emplasemen selatan tidak lagi digunakan dan menjadi pintu masuk utama stasiun.

Fakta sejarah bahwa Stasiun Purwosari Solo menjadi terminal trem juga diungkapkan laman heritage.kai.id. “Terdapat sambungan jalur trem menuju Boyolali milik perusahaan trem swasta, Solosche Tramweg Maatschappij [STM] yang dibuka untuk umum tahun 1897,” tulis artikel di laman tersebut.

Baca Juga: Tarif Rp3,5 Juta Sekali Trip, Ini Cara Reservasi Sepur Kluthuk Jaladara

Pada awalnya, STM menggunakan tenaga kuda sebagai penarik trem. Selain itu, terdapat jalur trem menuju Wonogiri milik NISM yang diresmikan pada 1922 melewati Stasiun Solo Kota.

Laman wikipedia menuliskan trem kuda yang dioperasikan STM melayani jalur sepanjang sepanjang 27 km dari Solo Jebres-Stasiun Purwosari-Boyolali.

Jalur Trem

Awalnya pada 1884, STM membangun trem dari Kartasura ke Pasar Gede dengan jalur Purwosari-Benteng Vastenburg sebagai segmen awal. Lalu dilanjut ke Kartasura serta berakhir di Boyolali.

Baca Juga: Setahun Ngandang, Sepur Kluthuk Jaladara Kembali Beroperasi di Solo

Lokasinya pemberhentiannya di dekat Warung Pelem, Pasar Gede, dan Benteng Vastenburg. Sayangnya trem kuda ini tidak bertahan lama. Pada 1899, banyak unit kuda STM yang terjangkit penyakit. STM lalu menjalin kontrak kerja sama dengan NISM dan diakuisisi oleh NISM pada 1 Januari 1911.

Saat ini, selain dilintasi kereta dari barat (Jakarta, Bandung, Yogyakarta) serta dari timur (Surabaya), Stasiun Purwosari melayani kereta jarak dekat Solo-Wonogiri. Jalur Solo-Wonogiri ini melewati rel di pinggir Jl Slamet Riyadi yang unik dan langka di Indonesia di mana jalur kereta api berdampingan dengan moda transportasi lain di tengah kota.

Stasiun Purwosari juga menjadi lokasi pemberangkatan kereta wisata uap kuno atau sepur kluthuk Jaladara yang melayani wisatawan dengan sistem carter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya