SOLOPOS.COM - Stadion Manahan Solo (dok)

Solopos.com, SOLO — Di bawah ini terdapat sejarah dan asal usul Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah yang dulu identik dengan keluarga Cendana.

Stadion markas Persis Solo ini sempt memiliki kapasitas 25.000 penonton dan beberapa kali dijadikan venue event olahraga nasional maupun internasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, dikutip dari P2k.unimus.ac.id, Stadion Manahan merupakan stadion pertama di Indonesia yang menjadi tuan rumah event olahraga internasional, ASEAN Paragames 2011.

Baca Juga: Dulu Dikenal Hot, 5 Artis Ini Sekarang Putuskan Berhijab

Ekspedisi Mudik 2024

Berdiri megah dan kerap dijadikan lokasi event olahraga, bagaimana sejarah atau asal usul Stadion Manahan Solo yang dulu kerap disebut identik dengan keluarga Cendana?

Perlu diketahui, Stadion Manahan Solo merupkan persembahan dari yayasan milik Tien Soeharto, istri Presiden II RI, Soeharto. Pembangunan stadion megah ini dimulai pada 1989 dan selesai dalam kurun waktu sembilan tahun.

Baca Juga:  Jangan Sembarangan! Ini Hukum dan Ketentuan Jastip dalam Islam

Tepat pada 21 Februari 1998, Stadion Manahan Solo diresmikan oleh Presiden Soeharto. Setelah setahun diresmikan, stadion ini jadi venue puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) XVI.

Dulu dibangun selama sembilan tahun, Stadion Manahan Solo kini menjadi stadion megah karena beberapa kali mengalami renovasi.

Baca Juga:  Jadi 3 Universitas Islam Terbaik Dunia, Segini Biaya Kuliah di UMS Solo

Dulu 25.000 Orang, Kini Stadion Manahan Hanya Muat 20.000 Penonton

Bahkan, stadion yang berlokasi di Manahan, Banjarsari, Solo ini memiliki beberapa fasilitas mewah yang disebut-sebut sebagai mini Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Jika dulu bisa muat 25.000 orang, kapasitas penonton di Stadion Manahan Solo kini lebih sedikit, yakni 20.000 orang. Kendati demikian tribune penonton sudah menggunakan single seat.

Baca Juga:  Kenang Netizen Solo Baru di Masa Dulu: Ada Wedangan Teletubbies

“Karena sesuai standar FIFA, bangku penonton tidak boleh lagi bangku panjang tetapi harus single seat, bernomor dan permanen. Mengikuti ketentuan FIFA, Stadion Manahan termasuk klasifikasi stadion kelas dua,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Pelaksanaan Penataan Bangunan Strategis 2 Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Kusworo Darpito, saat proses pembangunan Stadion Manahan kala itu.

Selain bangku penonton, fasilitas utama stadion adalah pemasangan atap di seluruh tribune stadion. Penerangan stadion juga sudah menyesuaikan standar FIFA. Di mana Stadion Manahan Solo saat ini memiliki lampu di arena pertandingan (field of play) berkekuatan 1.500 lux.

Baca Juga: Cara Daftar Jadi Mitra Merchant Shopee Food, GrabFood dan GoFood

Tidak kalah keren adalah rumput yang digunakan di Stadion Manahan. Rumput yang digunakan adalah rumput Zoysia Matrella (Linn) Merr atau yang biasa dikenal dengan istilah Rumput Manila. Penggunaan rumput itu disempurnakan dengan drainase lapangan yang baik.

Ruang ganti pemain, ruang media, ruang untuk konfrensi pers hingga MCK, juga sudah mengalami perbaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya