SOLOPOS.COM - Menu Soto Ndelik

Solopos.com, JAKARTA — Soto dikenal sebagai salah satu kuliner andalan masyarakat di Indonesia yang cocok disantap saat sarapan, makan siang, juga makan malam. Namun pernahkah Anda tahu sejarah dan asal-usul kuliner yang satu ini?

Melansir dari laman Indonesia.go.id, Selasa (31/1/2023), saking menariknya kuliner soto, dua antropolog dari universitas Brawijaya, Ary Budianto dan Intan Kusuma Wardhani pernah menulis artikel tentang soto pada sebuah seminar Internasional yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah di tahun 2013 lalu.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Artikel tersebut membahas tentang hadirnya soto yang bermula dari masakan yang populer pada sekitar abad ke-19 dari China bernama caudo atau jao to. Sesuai dialek hokkian, caudo atau jao to mempunyai arti jeroan dengan rempah-rempah.

Ada juga peneliti yang berpendapat bahwa nama soto diambil dari kata shao du atau sao tu yang mempunyai arti memasak jeroan. Kendati demikian, kedua pendapat tersebut tetap memiliki makna yang sama tentang proses pengolahan kuliner soto yang kala itu berbahan dasar jeroan atau isi perut binatang yang kaya akan kaldu dan rempah.

Menurut sejarah, ketika itu kuliner soto dijajakkan secara keliling oleh penjual dengan memikul dagangannya. Zaman dahulu, soto dikenal dengan makanan yang menjadi santapan rakyat kalangan menengah ke bawah karena identik sebagai menu yang tidak higienis dan berlemak.

Sedangkan pada masa itu, masyarakat kelas menengah ke atas sangat memperhatikan kualitas serta tingkat higienis makanan yang akan disajikan di atas meja. Hal tersebut membuat resep kuliner soto bahkan tak dituangkan dalam buku resep masakan yang populer pada akhir abad ke-19.

Namun berjalannya waktu, membuat gaya hidup kian bergeser dan mengalami perubahan. Kuliner soto yang dikenal memiliki cara masak dan penyajian yang praktis ini sekarang banyak diminati masyarakat dari berbagai kalangan.

Tak lagi dipikul, saat ini soto banyak dijual di kedai atau warung. Bukan lagi dikenal sebagai kuliner bagi kalangan menengah ke bawah, pada tahun 1967, sajian yang satu ini telah dimasukkan ke dalam buku Resep Mustika Rasa sesuai dengan gagasan Presiden I RI, Soekarno.

Soto memang hidangan multietnis. Di Indonesia sendiri Anda dapat menjumpai berbagai varian soto dengan ciri khas dan isian yang berbeda-beda di setiap daerah.

Menurut pakar kuliner tradisional Indonesia dari Universitas Gajah Mada, Murdjiati Gardjito dalam penelitiannya yangberjudul Profil Soto Indonesia: Fakta Pendukung Soto Sebagai Kuliner Indonesia (2017), Indonesia mempunyai setidaknya 75 jenis atau varian soto.

Berbagai jenis varian soto tersebut di antaranya Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Boyolali, Soto Betawi, Soto Madura, Soto Sokaraja, dan lain-lain yang disajikan dengam beragam isian seperti daging ayam, sapi, maupun kerbau. Semuanya tentu layak untuk dicoba, ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya