SOLOPOS.COM - Puri Gedeh Semarang (Instagram/@semarang.herritage)

Solopos.com, SEMARANG — Selain di Kota Lama, bangunan peninggalan zaman kolonialisme Hindia Belanda di Kota Semarang juga tersebar di beberapa kawasan lain. Salah satunya adalah Puri Gedeh di kawasan Tjandi Baroe, Semarang. Kini, bangunan yang termasuk daftar cagar budaya itu difungsikan sebagai Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Dilansir dari laman Unisbank, Senin (7/2/2022), Puri Gedeh di lahan seluas 400 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari tiga ruang, yaitu rumah induk untuk gubernur, sekretariat, kamar untuk ajudan, ruang staf dan tidak lupa kamar tamu untuk tamu Gubernur yang menginap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Koordinator Puri Gedeh Semarang, Bima Sakti, menjelaskan bangunan ini dilengkapi beberapa fasilitas untuk membantu Gubernur Jateng dalam menjalankan pekerjaannya. Beberapa ruangan induk pada tempat ini digunakan sebagai ruang rapat, ruang keluarga, dan ruang kerja.

Baca juga:Kecelakaan Saat Gowes, Ganjar Malah Upload Video Ini di Instagram

Fasilitas Pendukung Puri Gedeh Semarang

Di bagian ruang tamu, terdapat kursi duduk yang terbuat dari kayu jati panjang untuk bersantai para tamu yang datang. Dinding peninggalan kolonial ini dihiasi dengan berbagai gambar Gubernur Jawa Tengah dalam bentuk foto, karikatur, lukisan dan sebagainya.

Rumah Dinas Gubernur Jateng ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya, salah satunya fasilitas olahraga berupa lapangan bulu tangkis, lapangan tenis, dan lapangan futsal yang biasa digunakan oleh para pekerja di sana.

Sampai saat ini, desain interior bangunan ini masih asli seperti kali pertama dibangun dulu. Semua benda dan sudut rumah masih terjaga karena rutin dirawat. Selain itu, desain bangunan seperti pintu, jendela, dan lantai ubin masih sama seperti awal pembangunan Puri Gedeh saat itu.

Baca juga: Inilah Lokasi Tanjakan Luna Maya di Semarang

Dibangun di  Kawasan Elite Semarang

Dilansir dari laman Instagram @semarang.heritage, Puri Gedeh yang berada di Jalan Gubernur Boediono, kawasan Tjandi Baroe, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang ini dibangun pada abad ke-20 oleh arsitek Belanda, Ir. Herman Thomas Karsten.

Pembangunan tidak hanya berfokus pada Puri Gedeh saja namun juga pembangunan kawasan elite. Saat itu kawasan Tjandi Baroe memang diperuntukan bagi masyarakat kelas atas. Hal ini pun terlihat dari rumah-rumah megah di sekitar rumah dinas Gubernur Jawa Tengah itu.

Setidaknya ada ratusan orang yang bekerja di Puri Gedeh. Di antaranya Satpol PP untuk bagian penjagaan, cleaning service, asisten rumah tangga, juru mudi hingga tukang kebun. Untuk kelancaran bekerja, Puri Gedeh menerapkan komunikasi antara satu dengan yang lain.

Baca juga: Tumpang Koyor Salatiga, Eksis Sejak Zaman Mataram

Diterapkan juga beberapa peraturan namun tidak terlalu kaku. Selain itu, setiap pekerja yang ada di Puri Gedeh diperlakukan sama layaknya keluarga yang tinggal di semuah rumah. Saat ini, penghuni Puri Gedeh ini adalah Ganjar Pranowo yang masih aktif sebagai Gubernur Jawa Tengah. Dia tinggal bersama istrinya bernama Siti Atiqoh dan satu orang putranya  Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang sudah menginjak remaja.

Dalam eksplorasi Puri Gedeh di kanal Youtube Boy William, Ganjar menjelaskan desain rumahnya dari depan pintu hingga setiap sudut rumah dan lingkungan luar rumah. Dia mengatakan bahwa jika ada kunjungan dari tamu besar, seperti Presiden RI, dia selalu menggunakan ruang tamunya yang sudah dirancang untuk menyambut tamu-tamu agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya