SOLOPOS.COM - Calon penumpang menunggu bus antarkota antar provinsi (AKAP) di area keberangkatan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (25/4). (JIBI/Bisnis Indonesia/Arief Hermawan P)

Solopos.com, SOLO—Pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2022. Dengan syarat vaksinasi ketiga atau booster atau PCR dan tes antigen, mudik Lebaran diizinkan lagi setelah dua tahun dilarang karena pandemi Covid-19.

Mudik merupakan salah satu tradisi khas ketika perayaan Hari Raya Idulfitri. Dikutip dari Pusat Studi Asia Tenggara (PSSAT) UGM Yogyakarta, mudik dapat diartikan sebagai pulang kampung. Dalam bahasa Jawa ada yang menyebut mudik sebagai akronim dari “mulih disik” atau dari kata “udik” yang dalam bahasa Betawi adalah kampung.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Banyak tafsiran mengenai makna kata mudik. Ada yang menyebut kata mudik berasal dari bahasa Arab “al-aud” yang bermakna kembali. Mudik adalah kembali ke asal yakni udik.

Baca Juga: Mudik Lebaran, Jumlah Penumpang di Terminal Kampung Rambutan Naik 100%

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mudik memiliki arti pulang ke kampung halaman. Pulang ke kampung halaman yang jauh dari keramaian, aktivitas kota.

Mudik dilakukan secara berulang-ulang baik ketika Lebaran, liburan sekolah, Natal, dan tahun baru. Sehingga mudik menjadi semacam budaya atau tradisi di nusantara yang dilakukan hampir setiap tahunnya.

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, jadi puncak mudik adalah ketika perayaan Hari Raya Idulfitri. Tradisi ini juga dapat diartikan sebagai suatu simbol akan munculnya kesadaran rohani akibat kehampaan spiritualitas akibat kesibukan aktivitas di kota.

Baca Juga:  Jadi Tradisi Saat Lebaran, Ini Sejarah Awal Mula Mudik di Indonesia

Mudik merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha dan terjaga hingga saat ini. Mudik menurut budayawan Kuntowijoyo sebagai kesadaran balik. Mudik ke kampung kelahiran merupakan upaya untuk membebaskan diri dari kesibukan aktivitas kota yang cenderung individualistik.

Dalam kata mudik atau udik terdapat kesamaan arti bahwa perilaku asli manusia seharusnya mencerminkan keaslian diri seperti kolektif, jujur, dan peduli terhadap sesama sebagai ciri khas warga tempat asal.

Sementara mengutip dari situs resmi Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Timur, mudik berasal dari kata udik, yang berarti ujung. “Jadi orang desa dianggap udik gitu, jadi kita kembali kepada ujung. Sehingga kalau kita pulang kampung dikatakan mudik atau ‘menuju ke udik’,” ungkap Guru Besar FIB Universitas Airlangga, Prof. Purnawan Basundoro.

Baca Juga:  Rekomendasi Hampers Kekinian 2022, Bikin Lebaran Kamu Makin Berkesan

Purnawan mengatakan mudik di Indonesia telah ada sejak masyarakat Indonesia memulai urbanisasi. Mereka berduyun-duyun menuju ke kota untuk mencari pekerjaan. Karena urbanisasi ini, masyarakat rindu dengan kampung halamannya.

“Ini [urbanisasi] mungkin setelah kemerdekaan, setelah banyak orang mencari pekerjaan di kota. Mungkin tahun 1960-1970-an di mana Kota Jakarta mulai didatangi orang dari berbagai desa,” tambah dia.

 

Zaman Majapahit

Jauh sebelum itu, mudik juga ternyata sudah dikenal sejak era Kerajaan Majapahit. Sebagaimana disampaikan Universitas Jember dalam situs resminya soal sejarah mudik di Indonesia yang sudah menjadi tradisi saat Lebaran.

Baca Juga: Ini Bagian Mobil Yang Perlu Dicek Sebelum Perjalanan Mudik

Menurut Universitas Jember, pada zaman dahulu, area kekuasaan Kerajaan Majapahit begitu luas hingga Sri Lanka dan Semenanjung Malaya. Untuk menjaga wilayah kekuasaannya yang luas, sang raja menempatkan pejabat di berbagai daerah.

Pada suatu saat, mereka pulang untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halaman. Ternyata hal ini juga sama dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam. Di mana mereka pulang secara khusus ketika Idulfitri datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya