SOLOPOS.COM - Stasiun Kereta Api Wonogiri. (wikipedia)

Solopos.com, WONOGIRIKereta api (KA) merupakan salah satu transportasi umum yang digunakan masyarakat Indonesia. Kapasitasnya yang banyak, waktu tempuh yang pasti, hemat bahan bakar, serta stasiun yang strategis membuat KA digandrungi masyarakat.

Dilansir dari laman kai.id, KA telah ada di Indonesia sejak dimulainya pencangkulan pertama pada 17 Juni 1864. Sejak saat itu, KA dimanfaatkan sebagai alat angkut hasil panen maupun transportasi manusia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Biaya tiket KA pun tergolong terjangkau. Bahkan tiap hari perayaan besar seperti Lebaran, KA akan dipenuhi oleh penumpang yang pulang ke daerah asalnya.

Jalur KA yang masih aktif ada di pulau Jawa dan pulau Sumatra. Pembangunan jalur KA di Jawa merupakan ide dari Kolonel Jhr Van Der Wijk, 15 Agustus 1840. Jalur KA tersebut diharapkan membawa manfaat bagi pemerintah Belanda.

Salah satu jalur di pulau Jawa adalah melewati Solo dan Wonogiri. Dilansir dari skripsi berjudul Sejarah Keberadaan Jalur Kereta Api di Kabupaten Wonogiri Tahun 1922-1976 oleh Andi Pramono pada 2011, di Wonogiri dulunya terdapat rencana membangun 12 jalur KA.

Baca Juga: Soloraya Ladang Ranjau dan Aksi Peledakan Jembatan Pascakemerdekaan 

Kala itu, Van Der Wijk mengusulkan pembangunan jalur rel Jakarta-Surabaya lewat Solo, Jogja, dan Bandung. Ide tersebut dirasa cemerlang sehingga pemerintah Belanda menyambutnya dengan surat keputusan No. 270 tanggal 28 Mei 1842. Surat keputusan tersebut menyatakan bahwa pemerintah akan membangun jalur KA.

Salah satu stasiun di Wonogiri yang beroperasi pada tahun 1922 adalah stasiun lintas Wonogiri-Baturetno. Stasiun tersebut dioperasikan oleh perusahaan KA swasta Hindia Belanda NISM (Nederlandsch-Indische spoortramweg Maatschappij).

Pembangunan jalur KA rute Solo-Wonogiri-Baturetno merupakan wujud kepentingan ekonomi pemerintah Hindia Belanda karena terdapat tambang batu gamping yang tersebar di Selomarto, Nguntoronadi, Gamping (Betal), Baturetno dan kawasan pegunungan kapur selatan lainnya.

Pembangunan jalur KA dimulai dari Solo menuju Wonogiri dan dilanjutkan ke jalur menuju barat laut dengan titik akhir di daerah Kakap. Rute pembangunan Boyolali-Solo-Baturetno pembangunannya berjalan dari tahun 1899.

Baca Juga: Berikut 5 Lokasi Wisata Hutan di Wonogiri

Lintasan Solo-Wonogiri-Baturetno sampai Wonogiri-Baturetno selesai dengan jarak 29 km dan total dari Solo-Wonogiri-Kakap 79 km. Biaya pembangunan jalur KA sampai ujung selatan daerah kakap mencapai f.8.317.000.

Lokomotif yang beroperasi di jalur Solo-Wonogiri-Baturetno terdiri dari beberapa jenis. di antaranya lokomotif uap, lokomotif diesel mekanik, lokomotif diesel elektrik, lokomotif diesel hidrolik, dan lokomotif listrik.

Setelah Indonesia merdeka, perusahaan KA diambil alih oleh rakyat Indonesia. Pengelolaan perusahaan KA lebih baik dimulai dari DKARI sampai PJKA pada 1971 dengan mengalami beberapa perubahan nama instansi perkeretaapian.

Beberapa perubahan nama diikuti dengan perubahan lokomotif. Kemajuan mesin lokomotif bermula dari mesin uap hingga berubah menjadi mesin diesel.

Baca Juga: 5 Objek Wisata di Dekat Stasiun Wonogiri

Seiring perubahan-perubahan tersebut, jalur KA Wonogiri-Baturetno pun dibongkar. Penutupan jalur KA Wonogiri-Baturetno pada 1976 seiring dengan adanya proyek pembuatan Bendungan Serbaguna Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya