Solopos.com, SOLO — Deutsche Arbeiterpartei (Partai Pekerja Jerman), nama partai itu diubah menjadi Partai Nazi pada tanggal 24 Februari 1920. Perubahan tersebut setelah Adolf Hitler mengambil kepemimpinan partai. Lambang resmi Nazi adalah Swastika.
Peristiwa itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah pada 24 Februari. Berikut rangkuman Hari Ini Dalam Sejarah, 24 Februari, yang dihimpun Solopos.com dari Brainyhistory.com, Thepeoplehistory.com, dan Wikipedia.org:
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
1826
Perjanjian Yandaboo antara Perusahaan Hindia Timur Britania dan Burma, ditandatangani pada tanggal 24 Februari 1826. Bahkan dengan adanya perjanjian ini juga menandai berakhirnya Perang Burma Pertama.
1875
Kapal uap atau kapal api milik Inggris, SS Gothenburg, tenggelam di perairan timur Australia setelah menabrak Great Barrier Reef yang jika diterjemahkan bebas berarti karang penghalang besar. Hanya saja tak kurang dari 100 penumpang yang kebanyakan pejabat Inggris tewas dalam kecelakaan air tersebut.
1895
Perang antara Kuba dan Spanyol untuk kali pertama pecah di Kota Santiago di Kuba pada 24 Februari. Adapun pemicu perang tersebut adalah karena rakyat Kuba menginginkan revolusi dan segera ingin lepas dari cengkeraman Spanyol. Kemudian pertempuran antara Kuba dan Spanyol itu juga disebut dengan Perang Kemerdekaan Kuba.
1917
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Inggris, Walter Hines Page, menerima telegram dari Kekaisaran Jerman yang menyatakan akan menjamin kembalinya New Mexico, Texas, dan Arizona kepada Meksiko. Selain itu, Kekaisaran Jerman juga mengimbau Meksiko untuk segera melakukan penyerangan ke AS demi merebut wilayah-wilayah tersebut. Kemudian telegram dari Jerman itu dinamai Telegram Zimmermann.
1920
Deutsche Arbeiterpartei (Partai Pekerja Jerman), nama partai itu diubah menjadi Partai Nazi pada tanggal 24 Februari 1920. Perubahan tersebut setelah Adolf Hitler mengambil kepemimpinan partai. Selanjutnya lambang resmi Nazi adalah Swastika.
Kemudian pemimpin partai Nazi, Adolf Hitler, dipilih menjadi Kanselir Jerman oleh presiden Paul von Hindenburg pada tahun 1933. Sejak saat itu, Adolf Hitler dengan cepat membangun rezim totalitarian di Jerman.
1942
Siaran Voice of America (VOA) mengudara untuk kali pertama. Kala itu, VOA menyiarkan berita di sejumlah negara, antara lain Jepang, kawasan Pasifik Selatan, dan wilayah Eropa. Bahkan juga di Afrika Utara yang saat itu dikontrol Jerman. Adapun tujuan penyiaran stasiun penyiaran berita Amerika Serikat (AS) di sejumlah negara tersebut tak lain untuk melakukan propaganda.
1945
Gerilyawan Filipina dibantu pasukan Amerika Serikat (AS) berhasil mengalahkan pasukan Jepang demi merebut kembali Kota Manila pada 24 Februari. Selain mengakibatkan sejumlah pasukan tewas, pertempuran gerilyawan Filipina yang dibantu pasukan AS dengan pasukan Jepang itu juga membunuh sekitar 10.000 warga sipil.
1955
Steven Paul "Steve" Jobs lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat, 24 Februari 1955. Dia adalah seorang tokoh bisnis dan penemu dari Amerika Serikat, serta pendiri Apple Computer.
1971
Inggris menerapkan undang-undang pembatasan imigran yang berasal dari negara persemakmurannya. Kemudian setelah diberlakukannya undang-undang tersebut, jumlah imigran dari negara persemakmuran Inggris dibatasi sama dengan negara lain yang bukan negara persemakmuran Inggris.
1981
Pangeran Charles mengumumkan pertunangnnya dengan Putri Diana pada 24 Februari. Beberapa bulan kemudian, kandidat raja Inggris berjuluk Prince of Wales itu resmi menikahi Diana.
1989
Pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan pernyataan akan memberi imbalan uang senilai US$3.000.000 kepada siapa saja yang dapat menangkap Salman Rushdie, orang yang menulis buku berjudul The Satanic Verses. Bahkan buku tersebut dianggap telah menghina Nabi Muhammad dan menyinggung banyak tokoh Islam.
2008
Pemimpin Kuba, Fidel Castro, terpaksa melepas kekuasaannya yang sudah ia jalani hampir 50 tahun. Castro diturunkan dari jabatannya sebagai presiden Kuba karena kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kemudian Majelis Nasional Kuba lantas memilih Raul Castro untuk menggantikannya sebagai Presiden Kuba.