SOLOPOS.COM - Pamflet terkait Konvensi Minamata (jornaldentistry.pt)

Solopos.com, SOLO — Pada 10 Oktober 2013 Konvensi Minamata mengenai Merkuri ditandatangani di Kumamoto, Jepang. Konvensi Minamata adalah pakta internasional yang didesain untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari emisi dan pelepasan antropogenik merkuri dan senyawa merkuri.

Sebanyak 86 negara dan Uni Eropa telah menandatangani Konvensi Minamata pada hari pertama. Merkuri dan senyawa merkuri sejak lama diketahui memiliki dampak berbahaya bagi manusia dan organisme lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Krisis kesehatan masyarakat umum yang diakibatkan keracunan merkuri, seperti penyakit Minamata dan Niigata Minamata, telah membawa masalah ini ke permukaan. Pada tahun 1972, perwakilan dari Konferensi Stockholm mengenai Lingkungan Manusia menyaksikan seorang siswa Jepang, Shinobu Sakamoto, cacat akibat keracunan metilmerkuri sejak dalam kandungan. United Nations Environment Programme (UNEP) didirikan segera setelah itu.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Syiah Afghanistan, 50 Jemaah Tewas

Pada 20 Februari 2009, Konsul Pemerintahan ke 25 UNEP menghasilkan keputusan untuk memulai langkah internasional untuk mengelola merkuri secara efektif, efisien, dan koheren. Komite Negosiasi Antar Pemerintah (INC) didirikan dan dipimpin oleh Fernando Lugris dari Uruguay dan didukung oleh Cabang Kimia dan Divisi Teknologi, Industri, dan Ekonomi UNEP. INC telah mengadakan lima pertemuan hingga melahirkan persetujuan global mengenai merkuri melalui Konvensi Minamata.

Penandatangan Konvensi Minamata merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ke-283—hari ke-284 dalam tahun kabisat—sesuai sistem Kelender Gregorian, 10 Oktober.

Simak sejumlah peristiwa bersejarah, selain penandatangan Konvensi Minamata, yang dihimpun Solopos.com dari Brainyhistory.com, Thepeoplehistory.com, dan Wikipedia.org, dalam Sejarah Hari Ini, 10 Oktober:

680

Pertempuran antara Bani Umayah dan Bani Ali meletus di Karbala, Irak. Pertempuran itu dipicu ketidaksetujuan Bani Umayah atas penobatan Husain bin Ali—cucu Nabi Muhammad—sebagai khalifah. Dalam pertempuran itu, Husain terbunuh oleh pasukan Bani Umayah. Peristiwa yang terjadi bertepatan pada 10 Muharam 61 H itu kini dikenang sebagai Hari Asyura. Namun Hari Asyura itu dimaknai berbeda oleh kaum Sunni dan Syiah.

Baca juga: Nobel untuk Dua Jurnalis, Dunia Tanpa Fakta Berarti Tanpa Kebenaran

1631

Pasukan Saxon berhasil menaklukkan Kota Praha yang kini menjadi ibu kota Ceko. Meski demikian, kekuasaan Saxon di Praha tak berlangsung lama lantaran kota tersebut menjadi rebutan beberapa negara di masa Perang 30 Tahun yang berlangsung dari 1618 hingga 1648.

1780

Badai besar mendera beberapa wilayah di Kepulauan Karibia, Bermuda, dan Florida, Amerika Serikat (AS). Badai itu berlangsung selama enam hari dan membuat kehancuran yang luar biasa. Peristiwa yang kini dikenang dengan sebutan Badai Besar 1780 itu menewaskan antara 20.000 hingga 22.000 orang.

1911

Pemberontakan Wuchang meletus di Wuchang, Hubei, Tiongkok. Pemberontakan melawan kekuasaan Dinasti Qing itu berlangsung hingga 1 Desember di tahun yang sama dan berakhir dengan kemenangan pasukan pemberontak. Pemberontakan itu merupakan salah satu tanda runtuhnya Dinasti Qing dan mengantar ke arah terbentuknya Republik Tiongkok.

1938

Jerman secara resmi mencaplok wilayah Sudetenland di Cekoslowakia. Wilayah tersebut menjadi kekuasaan Jerman hingga akhir Perang Dunia II pada 1945. Setelah bebas dari Jerman, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap orang Jerman yang tinggal di Sudetenland. Hal itu sebagai balasan atas perlakuan Jerman kepada orang Cekoslowakia semasa Perang Dunia II.

Baca juga: Dunia Islam Tolak Umat Yahudi Berdoa di Masjid Al Aqsa

1944

Pasukan Jerman mulai membunuh anak-anak Bangsa Gipsi—sebutan bagi Bangsa Rom—di penampungan di Auschwitz, Polandia, dengan cara diberi gas beracun. Jerman memperlakukan orang Gipsi sama dengan orang Yahudi. Di masa Perang Dunia II, sekitar 1,5 juta orang Gipsi dibunuh pasukan Jerman.

1967

Traktat Luar Angkasa yang ditandatangani lebih dari 60 negara pada 27 Januari di tahun yang sama secara resmi mulai berlaku. Traktat Luar Angkasa merupakan traktat yang menjadi dasar hukum luar angkasa bagi negara yang menandatanganinya.

1970

Fiji meraih kemerdekaannya dari Inggris yang telah berkuasa sejak 1874. Meski merdeka, pemerintahan Fiji masih dikuasai Inggris. Baru pada 7 Oktober 1987, Fiji meraih kemerdekaan penuh dan menyatakan sebagai negara republik meski masih menjadi anggota Persemakmuran Inggris.

1980

Gempa bumi berkekuatan 7,2 sR mengguncang Kota El Asnam di Aljazair. Akibat bencana alam itu, sedikitnya 2.633 orang tewas dan 8.369 lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Kabar Baik, Inggris Coret Indonesia dari Daftar Merah Perjalanan

1986

Gempa bumi berkekuatan 7,5 Skala Richter melanda San Salvador, ibu kota El Salvador, menewaskan sekitar 1.500 orang.

2005

Angela Merkel diumumkan sebagai Kanselir Jerman terpilih.

2007

Orang pertama Malaysia di luar angkasa, Sheikh Muszaphar Shukor, meluncur ke angkasa menaiki pesawat Rusia Soyuz TMA-11.

2009

Stephen Gately ditemukan meninggal di kamar apartemen yang dimilikinya bersama pasangan gay-nya, Andrew Cowles, di Mallorca, Spanyol. Hasil autopsi menunjukkan adanya cairan di paru-parunya yang dianggap sebagai penyebab kematiannya. Pria bernama lengkap Stephen Patrick David Gately itu adalah penyanyi, pemeran, dan penulis lagu asal Irlandia. Ia bersama dengan Ronan Keating, adalah vokalis utama dalam grup vokal (boy band) Boyzone.

2010

Negara Antillen Belanda dibubarkan dan membentuk negara konstituen Curaçao dan Sint Maarten serta Kepulauan BES yang semuanya menjadi bagian Kerajaan Belanda.



Baca juga: Penyakit Misterius Akibatkan 24 Anak di India Demam hingga Meninggal

2013

Pada 10 Oktober 2013 Konvensi Minamata mengenai Merkuri ditandatangani di Kumamoto, Jepang. Konvensi Mintamata adalah pakta internasional yang didesain untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari emisi dan pelepasan antropogenik merkuri dan senyawa merkuri.

Sebanyak 86 negara dan Uni Eropa telah menandatangani Konvensi Minamata pada hari pertama. Merkuri dan senyawa merkuri sejak lama diketahui memiliki dampak berbahaya bagi manusia dan organisme lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya