SOLOPOS.COM - Para pebulu tangkis Indonesia mendapat sambutan meriah seusai menjuara Piala Thomas pada 1958 silam. (Dokumen Sejarah Bulutangkis Indonesia)

Solopos.com, SEMARANG — Para pebulu tangkis Indonesia saat ini tengah berjuang meraih kejayaan di ajang Piala Thomas dan Uber yang berlangsung di Bangkok, Thailand, 8-15 Mei 2022. Bagi skuat pebulu tangkis putra dituntut untuk mempertahankan gelar juara Piala Thomas yang sukses diraih pada ajang sebelumnya yang digelar di Aarhus, Denmark, Oktober 2021. Lantas, kapankah Indonesia kali pertama meraih juara di Piala Thomas? Berikut sejarahnya.

Bagi Indonesia menjadi juara event bulu tangkis internasional beregu putra seperti sudah menjadi tradisi. Sejak ajak dua tahunan ini digelar pada 1949 silam, Indonesia sudah berhasil menyabet 14 gelar juara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah itu tercatat paling banyak di antara kontestan lainnya. Bahkan, lebih banyak dari Tiongkok yang mengemas 10 gelar juara sepanjang perhelatan Piala Thomas.

Dikutip dari buku THOMAS CUP: Sejarah tentang Kehebatan Indonesia yang diterbitkan Djarum Foundation, tradisi juara Indonesia di ajang Thomas Cup dimulai pada tahun 1958 silam.

Kala itu, prestasi bulu tangkis Indonesia masih dipandang sebelah mata di kancah internasional. Bahkan, untuk tampil di ajang sekaliber Piala Thomas, Indonesia harus melewati babak inter-zone play off menghadapi Selandia Baru dan Australia pada 1956.

Baca juga: PBSI Umumkan Skuad Piala Thomas dan Piala Uber 2022, Siapa Saja Mereka?

Pemain bulu tangkis Indonesia kali itu kalah tenar dari atlet-atlet asal Malaysia seperti Eddy Choong, yang sukses menjuarai All England pada tahun 1953, 1954, 1956, dan 1957.

Kendati demikian, Indonesia sukses mengukir sejarah. Tampil di partai final untuk kali pertama, menghadapi juara bertahan Malaysia, Indonesia berhasil meraih juara.

Heroik

sejarah piala thomas indonesia
Pebulu tangkis Indonesia, Tan Joe Hok (depan), digendong berkat kemenangan di Piala Thomas 1958. (Sumber: Sejarah Bulutangkis Indonesia)

Ada kisah heroik dari tim bulu tangkis putra Indonesia kala itu. Skuat Indonesia yang kala itu diperkuat nama-nama seperti Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, dan Eddy Jusuf, tampil dengan persiapan yang minim.

Kala itu, pemerintah Indonesia dan organisasi bulu tangkis Tanah Air, PBSI, belum terlalu memperhatikan prestasi Indonesia di kancah internasional. Bahkan, untuk tampil di babak inter-zone yang digelar di Australia, Indonesia kebingungan dalam hal pendanaan.

Baca juga: Indonesia Superior di Piala Thomas

Namun dengan tekad dan semangat yang tinggi, Indonesia akhirnya mampu mengatasi rintangan itu. Bahkan, tim bulu tangkis putra Indonesia sukses melaju ke babak challenge round atau putaran final yang digelar di Singapura pada 1958.

Tampil di Singapura, Indonesia belum diperhitungan. Atlet bulu tangkis Indonesia masih dianggap semenjana dan kalah moncer dari pemain-pemain dari negara seperti Thailand, Denmark, dan Malaysia yang sukses merebut juara sejak Piala Thomas kali pertama digelar pada 1949.

Meski demikian, Indonesia mampu menjawab tantangan itu dan mengukir sejarah. Tan Joe Hok cs. sukses mengandaskan perlawanan Malaysia dengan skor telak 6-3 di partai final.

Bahkan, Tan Joe Hok yang berstatus sebagai pemain termuda dan juara nasional mampu mengandaskan perlawanan Eddy Choong yang berstatus juara All England di partai tunggal putra dalam dua gim langsung.

Baca juga: Bulu Tangkis Indonesia Targetkan Juara Umum di SEA Games Vietnam

Kesuksesan tim bulu tangkis putra Indonesia merengkuh juara Piala Thomas untuk kali pertama itu pun seolah-olah membuka mata dunia. Para pemain yang sebelumnya tidak dikenal, saat pulang ke Tanah Air disambut bak pahlawan.

Padahal, saat pergi untuk berjuang di Piala Thomas, tim ini tak mendapat pesta keberangkatan. Tim bahkan harus menumpang becak untuk ke Bandara Kemayoran. Namun, hal berbeda terlihat saat mereka kembali ke Indonesia. Mereka disambut dengan gegap gempita sejak tiba di bandara. Bahkan, para pemain diarah dengan mobil bak terbuka keliling Jakarta.

“Ramai. Ramai sekali. Dari Kemayoran, Hayam Wuruk, orang-orang berjejal di pinggir jalan. Sungguh luar biasa,” kenang Tan Joe Hok, dalam buku THOMAS CUP: Sejarah tentang Kehebatan Indonesia.

Setelah selesai keliling ibu kota, para pahlawan Thomas Cup ini pun diundang ke Istana Negara. Mereka ditemui langsung oleh Presiden Sukarno.

Baca juga: Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia, Tim Indonesia Siap Tempur

Juara di Piala Thomas 1958 itu pun menjadi awal kiprah Indonesia di ajang bulu tangkis internasional. Prestasi demi prestasi di kancah internasional ditorehkan pebulu tangkis Indonesia. Salah satunya adalah keberhasilan Tan Joe Hok meraih juara All England pada 1959. Prestasi itupun menjadikan Tan Joe Hok sebagai pebulu tangkis Indonesia yang kali pertama meraih juara di ajang All England, yang merupakan turnamen bulu tangkis paling tua di dunia.

Hasil Final Piala Thomas 1958

Indonesia Skor Malaysia
Ferry Sonneville 15-15, 12-4 Eddy Choong
Tan Joe Hok 18-14, 15-4 Teh Kew San
Tan King Gwan/Njoo Kiem Bie 7-15, 15-5, 18-15 Johnny Heah/Lim Say Hup
Tan Joe Hok/Ferry Sonneville 15-18, 5-15 Eddy Choong/Ooi Teik Hock
Tan Joe Hok 15-11, 15-6 Eddy Choong
Ferry Sonneville 13-15, 15-13, 18-16 Teh Kew San
Eddy Jusuf 6-15, 15-10, 15-8 Abdullah Piruz
Tan King Gwan/Njoo Kiem Bie 15-13, 9-15, retried Eddy Choong/Ooi Teik Hock
Tan Joe Hok/Ferry Sonneville 1-15, 1-15 Johnny Heah/Lim Say Hup

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya