SOLOPOS.COM - Pohon jati di Alas Donoloyo. (bukupintarkabupatenwonogiri.blogspot.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Alas Donoloyo di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, terkenal dengan deretan kisah misteri lantaran lokasinya dianggap angker. Hutan yang berstatus cagar alam itu berkaitan dengan legenda Ki Ageng Donoloyo, salah satu Senopati Kerajaan Majapahit.

Parpal Poerwanto dalam bukunya bertajuk Cerita Rakyat dari Wonogiri Jawa Tengah (2016), mengisahkan perjalanan Ki Ageng Donoloyo sampai ke Slogohimo. Pria yang sebelumnya bernama Pangeran Donokusumo itu berasal dari Majapahit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia meninggalkan Majapahit ke barat bersama kakaknya, Raden Ajeng Donowati, dan kerabatnya, Raden Meleng, karena konflik perebutan kekuasaan dan agama. Di tengah perjalanan, Raden Ajeng Donowati dan Raden Meleng jatuh cinta dan akhirnya menikah.

Singkat cerita, mereka akhirnya sampai di suatu wilayah bernama Desa Sukoboyo. Raden Meleng dan istrinya menetap di sana. Nama Raden Meleng pun berubah menjadi Ki Ageng Sukoboyo.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara raden Danakusumo tinggal di Desa Watusoma yang kemudian namanya dikenal sebagai Ki Ageng Donoloyo.

Ki Ageng Sukoboyo pun giat menanam pohon jati di lahan terbuka untuk memenuhi ambisinya membangun kerajaan baru. Dia menugaskan dua abdinya, Brajag dan Wijang, untuk merawat pohon jati tersebut.

Baca juga: Sempat Tutup Selama Pandemi, Kini Rumah Batu Wonogiri Dibuka Kembali

Jati Cempurung

Pohon jati itu pun tumbuh besar dan terkenal hingga ke luar daerah. Ki Ageng Donoloyo yang mengetahui kesuksesan kakak iparnya pun meminta benih untuk ditanam di tempatnya. Akan tetapi, Ki Ageng Sukoboyo tidak mengabulkan permintaan itu.

Singkatnya, Nyi Ageng meleng yang tak lain adalah kakak Ki Ageng Donoloyo memasukkan tiga benih pohon jati ke tongkat bambu milik adiknya. Dalam perjalanan pulang, dua biji pohon jati itu pun tercecer.

Kedua biji itu tumbuh besar menjadi pohon jati di Alas Donoloyo Wonogiri yang disebut Jati Denok dan Jati Sukomangu. Sementara satu biji lainnya ditanam di depan rumah Ki Ageng Donoloyo yang diberi nama Jati Cempurung.

Kualitas pohon jati cempurung itu pun mengalahkan pohon milik Ki Ageng Sukoboyo. Mendengar kabar itu, Ki Ageng Sukoboyo menemui adik ipanya dan bersumpah bahwa jika jati dan ranting dari Donoloyo dibawa ke Sukoboyo, maka akan terjadi malapetaka. Selanjutnya, dia bersumpah warga Sukoboyo dan Donoloyo tidak boleh menikah.

Sejak saat itu, alas Donoloyo di Slogohimo, Wonogiri, dikenal angker. Meski demikian, kayu jati dari hutan tersebut amat terkenal hingga dijadikan tiang pembangunan Masjid Agung Demak.

Baca juga: Di Balik Layar Film Ki Ageng Donoloyo, Siap Tayang Agustus di Wonogiri

Mitos

Dalam Legenda Donoloyo terdapat mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat. Mitos tersebut adalah larangan untuk mengambil kayu dari hutan, larangan untuk memakai baju hijau lumut dan anjuran untuk menjaga kelestarian hutan.

Masyarakat sekitar cagar alam Donoloyo yang merupakan bagian dari masyarakat Jawa, memiliki kepercayaan terhadap hal mistis. Masyarakat mempercayai mitos yang terdapat dalam Legenda Donoloyo yang mana apabila masyarakat mengambil kayu dari dalam cagar alam Donoloyo maka akan mendatangkan musibah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya