SOLOPOS.COM - Ely asal Malang, Jawa Timur (kanan) saat diwawancarai Sudarso Arief Bakuama. (Thayyibah channel)

Solopos.com, JAKARTA — Ely, seorang pemilik hotel di kawasan Bromo, Malang, Jawa Timur ngefans berat dengan Ustaz Yusuf Mansur sejak 2008.

Saking percayanya, ia sempat menyedekahkan sebuah mobil Grand Livina kepada Yusuf Mansur untuk keperluan dakwah Wisata Hati di Surabaya. Ia juga sempat mengikuti patungan usaha hotel dengan mengirim uang senilai Rp10 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kini kekagumannya itu berubah menjadi kekecewaan berat lantaran program investasi Yusuf Mansur tidak profesional dan tanpa transparansi.

“Habis transfer sekitar Januari 2013 tidak dikasih tanda bukti. Bahkan saya tahunya ada sertifikat setelah ramai-ramai kasusnya,” ujar perempuan paruh baya itu saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Thayyibah.com, Sudarso Arief Bakuama pada 21 Desember 2022 lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sudarso mempersilakan Solopos.com mengutip hasil wawancaranya itu, Jumat (7/1/2022).

Ely tinggal di Kedongkandang, Kota Malang. Dirinya mulai mengikuti ceramah Yusuf Mansur pada tahun 2008. Tak hanya melihat di televisi, Ely selalu datang jika Yusuf Mansur berceramah di Kota Malang.

Baca Juga: Patungan Usaha Yusuf Mansur, Lilik Bersyukur Uang Pesangon PHK Kembali 

“Kalau beliau di Malang saya selalu ikut (pengajian). Di Surabaya saya juga beberapa kali datang,” ujarnya.

Ely terhipnotis dengan ceramah-ceramah sedekah Yusuf Mansur. Karenanya, di suatu pengajian di Surabaya pada 2019 ia seketika menyedekahkan mobil Grand Livina miliknya yang baru ia beli setahun sebelumnya.

“Saya seperti terhipnotis. Saya langsung acungkan tangan dan sedekah mobil. Dua bulan setelahnya baru timnya datang mengambil mobil dan BPKB,” katanya.

Kepercayaan tinggi kepada dai kondang itu pula yang membuat dirinya tidak ragu saat program patungan usaha dan patungan aset digaungkan Yusuf Mansur.

“Memang waktu itu ekonomi naik turun, saat itu saya sedang naik. Saya pikir kalau saya punya investasi di luar usaha sendiri, kalau seandainya ada kerugian kan ada cadangan. Saya percaya aja karena yang omong kan seorang ulama, jamaahnya di mana-mana,” katanya.

Awalnya ia tidak melihat ada sesuatu yang salah dalam program tersebut. Namun lambat laun ia merasa proyek penggalangan dana dari umat itu jauh dari kata profesional.

Ia mengaku tidak mendapat tanda terima setelah mentransfer uang Rp10 juta ke rekening BCA atas nama Yusuf Mansur. Janji bagi hasil bulanan yang digaungkan ustaz itu juga tidak penah ditepati.

“Gak dikasih (sertifikat). Sekarang malah baru tahu kalau ada sertifikat. Saat itu pemberitahuan
oh sudah diterima’ pun tidak ada,” katanya.

Ely mengaku bukti transfer ke rekening BCA milik Yusuf Mansur itu masih ia simpan dengan baik.

Baca Juga: Digugat Beruntun, Ini Jawaban Lengkap Ustaz Yusuf Mansur 

Sama dengan para investor yang lain, ia berharap uangnya bisa kembali karena kondisi ekonomi keluarganya tidak sedang baik-baik saja.

“Jujur sekarang sedang tidak baik. Saya menganggur, suami juga tidak kerja. Usaha hotel di Bromo tutup selama pandemi Covid-19. Kami kehabisan duit. Usaha supermarket di dekat Bromo juga Uang investasi itu benar-benar saya harapkan, apalagi kondisi sekarang. Istilahnya saya sekarang hanya jadi guru ngaji. Dulu mikirnya kalau investasi menghasilkan kan jadi banyak,” katanya.

Upaya ia tempuh dengan mendatangi Pondok Pesantren Daarul Quran Malang guna memperjelas nasib investasi yang ia tanam. Namun perwakilan Daarul Quran Malang menyatakan tidak tahu menahu tentang program investasi yang digelar Yusuf Mansur.

“Saya sudah mencari sejak tahun itu, bagaimana investasi ini, dapat berapa persen, sebulan sekali atau setahun. Tapi Daqu Malang tidak tahu. Mereka bilang tidak tahu. Bahkan pernah ada grup patungan usaha, saya masuk. Oh sudah grupnya, sudah aman, saya gak pernah komen. Tiba-tiba kok pada habis, tinggal namanya aja,” katanya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Ustaz Yusuf Mansur berjanji akan menyelesaikan semua yang menjadi kewajibannya. “Yusuf Mansur masih berdiri, ada di sini. Tidak ke mana-mana. Silakan yang ada data. Tapi jangan hanya ngaku-ngaku. Kalau ngaku-ngaku mah ke polisi aja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya