SOLOPOS.COM - Dokumentasi pengumuman dari pengelola SMP Negeri 3 Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, agar masyarakat setempat di tidak memasukkan hewan ternak ke pekarangan sekolah. ANTARA/Dede Harison

Solopos.com, BANDA ACEH — Ada sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh menjadi kandang ternak akibat dimasuki sapi maupun kambing milik masyarakat di sekitar lokasi sekolah.

Kami menerima banyak laporan hewan ternak sapi dan kambing milik warga masuk ke lingkungan sekolah. Kami menyesalkan kondisi ini karena sekolah sudah menjadi kandang ternak,” kata anggota DPRD Aceh Tamiang, Jayanti Sari, kepada Antara, Kamis (1/12/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi itu ia dapatkan saat dirinya memanfaatkan waktu reses dengan mendatangi gedung SMP Negeri 3 Seruway, Aceh Tamiang. Dalam kunjungan dinasnya ke daerahnya, dia melihat kondisi sekolah itu sudah seperti kandang ternak.

Tidak hanya itu, kata dia, pengelola sekolah juga mengeluhkan kekurangan murid kepada wakil rakyat itu. Salah satu faktor pemicu maraknya binatang ternak warga berkeliaran di lingkungan sekolah. Hal itu membuat sekolah yang berdiri 2007 itu tidak lagi diminati siswa lagi.

Ia mengatakan hewan ternak itu masuk ke kompleks sekolah pada sore hari saat tidak ada aktivitas di sekolah. Selain itu, masuknya hewan ternak disebabkan tidak terlalu banyak aktivitas persekolahan karena kekurangan murid.

Baca Juga:  25 SD di Karanganyar Kekurangan Murid 

“Pihak (pengelola) sekolah mengeluh kepada kami karena kekurangan anak didik, sehingga memicu maraknya hewan ternak masuk kompleks sekolah,” kata dia.

Sedangkan masyarakat, kata dia, beralasan tidak berminat menyekolahkan anaknya di sekolah yang banyak ternaknya karena merasa tidak nyaman, terganggu kotoran sapi maupun kambing.

Oleh karena itu, dia meminta perangkat kampung setempat untuk membuat resam atau peraturan adat kampung sebagai sanksi kepada pemilik ternak yang masuk fasilitas umum, seperti sekolah.

Kepala SMP Negeri 3 Seruway, Kurnia Rahmianum, mengatakan, lingkungan sekolah yang dipimpinnya tidak nyaman lagi karena tercemar kotoran hewan ternak.

“Masuknya hewan ternak ke pekarangan sekolah membuat program penghijauan tidak bisa dilakukan. Sebab, semua tanaman dimakan hewan ternak,” kata dia.

Menurut dia, kondisi itu terjadi karena sekolah tidak memiliki pagar yang utuh untuk mencegah hewan ternak masuk perkarangan. Mereka mengusulkan pembangunan pagar, namun ditolak karena dianggap bukan skala prioritas.

“Kami berharap DPRK Aceh Tamiang memperjuangkan pembangunan pagar sekolah. Kami sudah tidak sanggup lagi menghadapi hewan ternak masuk ke perkarangan sekolah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya