SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Rajab merupakan salah satu bulan haram atau muharam yang artinya dimuliakan. Sejajar dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharam. Dinamakan bulan haram karena pada waktu-waktu tersebut orang Islam dilarang melakukan perang. Mereka yang berperang pada bulan ini diganjar dosa yang sangat besar.

Larangan berperang bahkan diperintah langsung oleh Allah SWT. Terangkum dalam Quran Surat (QS) At Taubah Ayat 36 yang artinya; “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penceramah yang juga mengajar Agama Islam di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Solo, Sri Mulyana, belum lama ini, mengatakan pada zaman dulu masyarakat jahiliyah sangat meyakini larangan peperangan di Bulan Rajab. Maka saat tiba di waktunya tak ada satupun yang melanggar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dalam ayat tersebut [At Taubah Ayat 36 juga disebutkan jangan sekali-kali berbuat zalim di bulan yang dimuliakan Allah ini. Agar tidak mendapat dosa yang besar. Berarti dosa satu berlipat jadi dua, sebaliknya jika melakukan ketaatan pahala berlipat ganda,” terangnya.

Mulyana menjelaskan puasa merupakan amalan yang sangat istimewa karena langsung terkoneksi dengan Allah SWT. Maka upaya ketaatan yang dianjurkan dalam bulan ini adalah melaksanakan ibadah puasa. Banyak puasa sunah yang dianjurkan seperti puasa Senin dan Kamis, puasa ayyamul bidh, atau puasa daud.

Nahdlatul Ulama Jawa Timur dalam rilisan resmi mereka menulis riwayat Mujibah al-Bahiliyah tentang sunah Rasululullah SAW di bulan haram. Rasulullah bersabda; “Puasalah pada bulan-bulan haram [mulia].” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa’i dan Abu Dawud (disahihkan oleh Ibnu Huzaimah). Dalam hadis tersebut Usamah berkata pada Nabi Muhammad SAW; “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa [sunah] sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya’ban.” Rasul menjawab; “Bulan Syaban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.”

Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan-bulan haram yaitu Zulqadah, Zulhijah, Rajab, dan Muharam. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan Muharam, kemudian Syaban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah Muharam adalah Rajab.

 

Persiapan Ramadan

Mulyana menambahkan salah satu puasa yang perlu dikerjakan saat Bulan Rajab adalah mengganti utang puasa Ramadan sebelumnya. Menurut Mulyana Rajab juga bisa disebut sebagai persiapan menuju bulan suci Ramadan. Maka saat memasuki waktu ini harus banyak berdoa dan memohon keberkahan agar bisa dipertemukan dengan Ramadan. “Keberkahan tak harus hal yang indah dan manis-manis. Keberkahan adalah semua hal yang mendekatkan ketaatan dengan Allah SWT,” terangnya.

Menurut Mulyana ada beberapa persiapan yang harus dilakukan menuju Ramadan ini. Pertama yaknirukyah yang berarti membersihkan hari dan jiwa dari segala penyakit hati. Selanjutnya yakni fikriyah. Fikriyah meliputi persiapan ilmu menuju Ramadan. Misalnya dengan mempelajari soal fikih-fikih puasa, ikut kajian, dan lainnya. Selanjutnya adalah persiapan fisik atau jasadiyah agar nantinya kuat saat ibadah puasa Ramadan. Apalagi sekarang ini sedang masa pandemi, sehingga perlu perkuat fisik dengan makanan sehat dan mengatur pola hidup. Selanjutnya adalah persiapan maliyah atau harta.

“Artinya kita diingatkan untuk menabung persiapan di bulan Ramadan nanti. Bukan menabung untuk persiapan makanan saat puasa dan lainnya. Tapi menabung untuk mengamalkan hartanya di bulan Ramadan. Membantu sesama di bulan Ramadan. Fokus menuju Ramadan dengan persiapan tadi yakni ruhiyah, fikriyah, jasadiyah, dan maliyah,” tukas Mulyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya