SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Holy Kaw!)

Polisi akan mengkroscek dahulu data dari PPATK yang menyebut nama tokoh-tokoh tenar di laporan analisis transaksi terkait Saracen.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi akan memanggil sejumlah nama-nama tokoh tenar yang muncul dalam Laporan Hasil Analisis (LHA) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) atas transaksi di rekening tersangka kasus Saracen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akan tetapi, mereka tak langsung akan dipanggil. Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar, mengatakan sebelum memanggil nama-nama tokoh tersebut untuk klarifikasi, polisi akan mengecek kembali data dari PPATK.

“Jadi setelah kami konfirmasi lagi hasil pemeriksaan PPATK ke PPATK, barulah kami akan mengklarifikasi ke orang-orang tersebut,” kata Irwan saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (21/9/2017), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Irwan juga mengatakan, ada beberapa poin dalam hasil pemeriksaan yang dimana perlu di cek kembali kebenarannya oleh polisi kepada pihak PPATK. Akan tetapi dia tidak menjelaskan isi poin yang perlu konfirmasi kembali oleh pihaknya.

“Ada beberapa item dari hasil koordinasi dengan PPATK, yang harus kita konfirmasi terlebih dahulu. Istilahnya mematangkan lagi. Saya tidak bisa jelaskan karena masuk dalam materi penyidikan,” papar Anwar. Baca juga: Polisi Dalami Kepentingan Politik di Balik Sindikat Saracen.

Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, menyebut nama-nama dalam LHA PPATK tersebut merupakan sosok yang sudah familiar dan dikenal oleh publik. Namun ia enggan menyebutkan identitas tokoh yang terlibat dalam Saracen ini dan menyatakan bahwa jumlah nama yang terkandung di LHA itu terdapat sangat banyak.

“Saya belum bisa ngomong. Nantilah kalau sudah dipanggil, diperiksa, baru saya ngomong,” ujar Setyo. Baca juga: Laporan PPATK Soal Kasus Saracen, Ternyata Ada Tokoh-Tokoh Tenar.

Polisi juga sedang mendalami dugaan kepentingan politik dalam kasus sindikat Saracen melalui penyebaran kebencian dan fitnah dengan menggunakan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di media sosial.

Kepala Unit V Subdirektorat III Direktorat Tindak Siber Badan Reserse Kriminal Polri AKBP Purnomo mengungkapkan di salah satu anggota Saracen memang ditemukan beberapa foto kedekatan dengan salah satu pejabat politik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya