SOLOPOS.COM - Mei Prihatini (kiri) berbincang dengan Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit di Kantor DPRD Salatiga Senin (13/4/2020). Mei mengadukan masalah utang Rp20 juta yang harus segera dilunasi. (Semarangpos.com- DPRD Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA – Warga Salatiga, Jawa Tengah, Mei Prihatini, 33, ingin jual ginjal karena terbelit utang. Sebelumnya, dia pernah mencoba peruntungan dengan mengikuti kuis televisi. Dia juga sempat ingin menyurati Presiden Joko Widodo untuk meminta bantuan.

Mei terbelit utang di sebuah koperasi simpan pinjam (KSP) di Ungaran, Kabupaten Semarang sebanyak Rp4,9 juta. Jumlah itu masih ditambah utang dengan kas RT dan kas PKK sehingga total seluruhnya Rp20 juta. Uang itu dipinjam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Gejala yang Sering Tak Disadari Pasien Virus Corona

Mei mencoba banyak cara untuk mendapatkan dana talangan sebelum jatuh tempo pembayaran utang pada Selasa (14/4/2020). Hingga akhirnya dia mendatangi gedung DPRD Salatiga untuk jual ginjal. Sebelum itu, dia juga pernah mencoba cara lain seperti mengikuti kuis.

“Acara-acara kuis berhadiah di televisi pernah saya ikuti, namun tidak berhasil,” ujar Mei, Rabu (15/4/2020). Sebelumnya dia juga berusaha meminjam uang dari kerabat. Namun situasi sulit akibat pandemi virus corona membuat banyak kerabat Mei tak bisa membantu.

Pasien Corona Bohong, 7 Dokter dan Perawat RSPAW Salatiga Diisolasi

Beberapa hari belakangan, Mei berusaha mendatangi pejabat publik untuk meminta bantuan. Mei bahkan berujar ingin melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk meminta bantuan. “Kalau saya tahu alamatnya [alamat presiden] akan saya surati.” tutur Mei.

Abaikan Pesan

Mei bercerita pihak KSP sudah berkali-kali mengirimkan pesan melalui aplikasi Whatsapp. Isi pesannya mengajak Mei untuk bertemu perwakilan KSP. Dia pun merasa bingung, sebab jika mengiyakan ajakan bertemu tersebut, Mei harus membawa sejumlah uang untuk mencicil utangnya. Mei akhirnya tidak memedulikan pesan yang masuk tersebut.

Padahal jika tidak segera dibayar, pihak KSP akan mendatangi rumah orang tua Mei di Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. “Pihak KSP akan meminta izin kepada perangkat desa untuk menyita rumah yang saya gunakan untuk jaminan, padahal di sana ada saudara lain yang tinggal. Rumah itu juga tercatat milik orang tua,” imbuh dia.

Waspada! Ada 263 OTG Covid-19 di Jateng

Ditanya soal harga ginjal, Mei mengaku belum memberi patokan khusus. Namun dia memersilakan siapa saja yang ingin membeli ginjalnya untuk melakukan negosiasi.

Saat ini Mei tinggal bersama suami dan kedua anaknya di kawasan Tingkir, Kota Salatiga. Dia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dengan upah Rp50.000 untuk sekali kedatangan. Dalam sepekan, Mei biasa bekerja 3-4 hari. Di samping itu dia juga menjadi reseller untuk sebuah produk fesyen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya