SOLOPOS.COM - Ilustrasi genangan di jalanan kota Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Sebagian besar inlet atau lubang bukaan menuju saluran drainase di Kota Solo tertutup bangunan atau lantai semen pertokoan maupun hunian.

Akibatnya saat hujan mengguyur, air yang seharusnya mengalir ke selokan menggenang di jalan hingga mengganggu akses warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menyikapi persoalan itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo menggelar monitoring dan inspeksi di sejumlah saluran drainase di Kota Bengawan.

Agar Manfaatnya Tak Hilang, Begini Sebaiknya Cara Mengonsumsi Buah

Kepala DPUPR Solo, Endah Sitaresmi Suryandari, mengatakan ruas jalan yang kerap tergenang saat musim penghujan di antaranya Jl. Slamet Riyadi, simpang empat Purwosari, dan Jl. Kol. Sugiyono.

“Beberapa waktu lalu kami sudah membongkar lantai-lantai semen yang menutupi saluran inlet di Jl. Kol. Sugiyono. Sekarang lumayan tidak terhalang aliran airnya,” kata dia, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Sita, panggilan akrabnya, mengatakan penutupan inlet saluran drainase merupakan salah satu penyebab munculnya genangan.

PAN Gaet ASN Kementerian PUPR Sebagai Cabup di Pilkada Klaten 2020

Sebab lain adalah endapan pasir atau material dan sampah yang terbawa air sehingga mengakibatkan pendangkalan.

“Setelah mereka menyemen saluran drainase, lokasi inlet dipindah. Beberapa inlet bahkan lokasinya dibuat lebih tinggi dari jalan sama saja tidak berfungsi karena air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah,” tuturnya.

Sita meminta kesadaran warga untuk menggunakan rumus sederhana saat memindahkan atau membuat inlet.

Unik! Warga Wonogiri Bikin Keripik dari Kulit Buah

Di antaranya mengecek tinggi muka jalan di depan hunian maupun tempat usaha. Baru setelah itu membuat inlet menyesuaikan kemungkinan arah aliran air.

“Kalau arahnya berlawanan dengan arus air [tidak rendah ke tinggi], ya sama saja enggak akan berfungsi. Air enggak bisa masuk selokan lewat inlet itu karena posisinya lebih tinggi atau di atas jalan,” tandas Sita.

Untuk diketahui, sejumlah warga mengeluhkan tingginya genangan di simpang empat Purwosari, semasa pembangunan flyover Purwosari. Ketinggian genangan di titik itu mencapai setengah lingkaran ban ukuran 17 inci.

Salah seorang karyawan Hotel Harris Solo, Koko, mengatakan genangan selalu muncul saat hujan deras. Genangan bahkan dapat menutup Jl. Slamet Riyadi ketika hujan deras berdurasi lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya