SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, BEIJING — Seorang pria diganjar hukuman penjara selama dua tahun oleh majelis hakim pengadilan Daerah Otonomi Guangxi, China, karena dianggap menyebabkan 488 orang terinfeksi Covid-19.

Selain hukuman penjara, pria bermarga Cao itu juga diwajibkan membayar denda sebesar 200.000 yuan atau sekitar Rp446 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dilansir Antara dari media lokal, pengadilan Kota Pingxiang, Guangxi, mengungkap bahwa Cao berbohong mengenai riwayat kesehatannya saat kembali ke China pada April lalu.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: 21 November 1920, Tragedi Minggu Berdarah di Irlandia

Dia juga menutupi kasus positif yang dialaminya saat berada di salah satu hotel di Vietnam dan merasakan gejala-gejala Covid-19 seperti demam.

Dia juga bertemu beberapa temannya saat menjalani karantina yang merupakan pelanggaran protokol kesehatan sebagaimana tuntutan jaksa.

Kebohongannya itu telah menyebabkan 459 orang dikarantina dan menjalani perawatan kesehatan. Mereka itu berada dalam angkutan umum dan hotel yang sama dengan Cao.

Selain itu 29 staf pos perbatasan Youyi, Guangxi, juga diwajibkan menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Peristiwa tersebut juga telah menimbulkan kerugian materi senilai 645.862 yuan (Rp1,4 miliar).

Baca Juga: Wadaw! Pria Ini Menikahi Sembilan Perempuan Sekaligus

Studi Asal Mula Covid-19

Sebelumnya, sebuah studi di Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa kasus Covid-19 pertama yang diketahui adalah pada seorang pedagang pasar di Kota Wuhan, China, bukan seorang akuntan yang terkait dengan kemungkinan kebocoran sebuah laboratorium.

Akuntan tersebut sebelumnya digambarkan sebagai seseorang yang tidak ada hubungannya dengan pasar di kota tersebut namun kasusnya berkaitan dengan spekulasi bahwa virus penyebab penyakit itu muncul dari kebocoran di laboratorium.

Studi yang dilaksanakan China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini mematahkan teori bahwa Covid-19 bocor dari sebuah laboratorium.

Studi gabungan itu menyebutkan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus menginfeksi manusia secara alami, kemungkinan lewat perdagangan satwa liar.

Baca Juga: Bayi Panda Kembar Lahir di Prancis, Simbol Persahabatan China-Prancis

Tim ahli yang dipimpin WHO menghabiskan empat pekan di Kota Wuhan dan sekitarnya. Mereka didampingi oleh para ilmuwan China. Akuntan tersebut, yang banyak dianggap menjadi orang pertama yang terinfeksi Covid-19, melaporkan bahwa gejala pertama yang dialaminya muncul pada 16 Desember, beberapa hari kemudian dari yang diketahui sebelumnya.

Temuan itu disampaikan oleh kepala ekologi dan biologi evolusi di Universitas Arizona, Michael Worobey, dalam riset yang diterbitkan di jurnal Science pada Kamis (18/11/2021).

Kebingungan itu disebabkan oleh masalah gigi yang dialami orang tersebut pada 8 Desember. “Gejalanya muncul setelah ada berbagai kasus pada pekerja di Pasar Huanan, menjadikan seorang perempuan pedagang makanan laut di sana sebagai kasus paling pertama yang diketahui, dengan penyakit dilaporkan muncul pada 11 Desember,” kata studi tersebut.

Studi tersebut juga membeberkan bukti kuat bahwa pasar hewan hidup menjadi sumber pandemi. WHO pada Oktober mengusulkan panel ahli yang baru dibentuk untuk menyelidiki asal mula virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya