SOLOPOS.COM - Larasati Gading (tengah) memenangi medali emas di SEA Games 2015 (Twitter.com/@adimuliapradana)

SEA Games 2015 berakhir. Prestasi kontingen Indonesia yang menurun. Ketua KONI akhirnya angkat bicara.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum KONI, Tono Suratman, mengakui hasil buruk kontingen Indonesia pada SEA Games 2015 Singapura sebagai buntut disharmoni pemegang kekuasan lembaga olahraga Tanah Air. Situasi itu menambah runyam fasilitas pelatnas yang memang jauh dari ideal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Prestasi Indonesia seolah mundur sepuluh tahun apabila melihat hasil di SEA Games 2015. Kontingen Indonesia hanya berada di urutan kelima dengan koleksi 47 medali emas, 61 perak, dan 74 perunggu. Hasil itu seolah mengulang torehan 2005, saat Indonesia hanya finis di peringkat kelima.

Sudah menjadi rahasia umum, persiapan para atlet menuju SEA Games 2015 memang amburadul. Uang saku tak lancar, infrastruktur yang memprihatinkan, peralatan yang tidak kunjung datang dan masih adanya negosiasi cabang olahraga sampai menjelang keberangkatan menjadi cerita yang terulang lagi.

“Hasil di SEA Games 2015 meleset dari perkiraan. Kami bukan paranormal tapi melakukan analisis sesuai dengan buku yang sudah kami buat mengenai tantangan dan hambatan yang akan dihadapi,” kata Tono, seperti dilansir Detik, Rabu (24/6/2015).

Tono mengakui situasi itu masih berkembang. Pria yang pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Panglima TNI tersebut mengatakan tidak ada kata sepakat saat menentukan target di SEA Games 2015. Kemenpora menyebut target 72 emas dan ada di urutan kedua. Data itu diperoleh dari target masing-masing pengurus cabang olahraga.

“Kami tak pernah diajak komunikasi oleh pemerintah. Tidak pernah. Hanya evaluasi, tidak ada perubahan. Setelah evaluasi pasti sama lagi, tak ada perubahan. Lihat evaluasi saya dua tahun lalu dengan paparan kali ini, pasti sama saja,” ucap Tono Suratman.

KONI mempunyai hitungan berbeda. Selaras dengan Prima mereka mematok target 46 emas di SEA Games 2015. Menurut Tono data itu didapatkan dari analisis kekuatan masing-masing cabang olahraga.

Padahal misi awalnya, Prima seharusnya bisa menjadi sebuah wadah yang mengakomodasi Kemenpora dan KONI demi meraih prestasi terbaik. Ya, Prima adalah bentukan Kemenpora.

Saat ini, Tono yang menjadi Ketua Umum KONI menjabat sebagai Dewan Pelaksana Prima. Tapi, Tono bersikukuh sudah berada pada jalur yang tepat dan pemerintah melenceng.

“Waktu saya jadi Kasatlak Prima, bukan saya mau membandingkan atau menganggap saya lebih bagus, tapi pendelegasian kepada Kasatlak Prima bagus sekali. Ini juga pengaruh yang sama dengan ada pemisahan KONI dan KOI. Ini masuk dalam persoalan perlu dievaluasi. Waktu 2011 itu kan tidak ada masalah pemisahan KONI dan KOI,” jelas Tono.

Empat Cabang Olahraga Lumbung Emas Indonesia
Dilansir Okezone, Rabu, Direktur Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno, Raja Parlindungan Pane, mengatakan ada empat cabang olahraga yang dapat dijadikan lumbung emas untuk Indonesia. Empat cabang olahraga tersebut harus diberikan perhatikan khusus.

“Fokus kepada cabang-cabang yang bisa panen medali di SEA Games 2015, contohnya seperti atletik, menembak, senam, dan renang,” ujar Raja.

Pria asal Sumatra Utara itu mengatakan, apabila Indonesia dapat menguasai keempat cabang tersebut, maka ada harapan untuk sukses di kejuaraan multi cabang. Selain itu, ia juga menambahkan agar kualifikasi pelatih harus ditingkatkan.

“Apabila kita bisa menguasai empat cabang olahraga itu, ada harapan Indonesia bisa mendulang hasil yang baik. Selain itu pelatihnya juga harus memiliki kualifikasi yang bagus, tetapi bukan berarti yang sekarang tidak bagus,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya