SOLOPOS.COM - Tim bulutangkis Indonesia di ajang SEA Games 2015 (Badmintonindonesia.org)

SEA Games 2015 berakhir. Satlak Prima memberikan penilaian tentang pencapaian kontingen Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — SEA Games 2015 di Singapura sudah berakhir. Thailand menjadi juara umum setelah mengoleksi  95 medali emas, 83 perak, dan 69 perunggu. Indonesia berada di peringkat kelima dengan perolehan 47 medali emas, 61 perak dan 74 perunggu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari Detik, Jumat (19/6/2015), Satlak Prima menilai ada beberapa catatan yang bisa diambil untuk perbaikan pembinaan atlet-atlet Indonesia setelah SEA Games 2015.

Ketua Satlak Prima, Suwarno, menilai tuan rumah Singapura sangat serius mempersiapkan atletnya di SEA Games 2015. Singapura tidak mau tampil menjadi tuan rumah SEA Games 2011 dan memilih untuk menghindari SEA Games 2013.

Singapura ingin menyiapkan atlet dengan baik untuk mempersembahkan prestasi dalam rangka ulang tahun Singapura bulan Agustus 2015. Selain Singapura, persiapan dan langkah apik juga dilakukan Vietnam dan Malaysia di SEA Games 2015.

“Saya melihat prestasi Vietnam dan Malasyia di SEA Games 2015 meningkat. Vietnam itu banyak angkatan bersenjatanya dan mereka menjadi atlet, khususnya atlet beladiri. Sedangkan Malaysia mengirimkan atletnya ke luar negeri, ke Amerika, Malaysia, dan Tiongkok. Karena mereka persiapan untuk menjadi tuan rumah SEA Games 2017 jadi lonjakannya sedemikian rupa,” ujar Suwarno.

Menurut pria yang akrab disapa Warno itu, lambatnya peningkatan Indonesia karena program pelatnas yang sangat bergantung dengan APBN-Perubahan, yang baru bisa cair pada bulan Februari lalu. Lambatnya pencairan dana itu pada akhirnya memengaruhi program-program persiapan atlet di SEA Games 2015.

“Asal Anda tahu pelaksanaan training camp baru ada karena APBN-P turun. Kalau tidak turun maka Indonesia tidak bisa melaksanakan training camp. APBN-P itu cair pada Februari. Keputusan training camp itu baru pada Maret,” ucap Warno.

Maka dari itu, tak heran apabila beberapa cabor akhirnya tak bisa memanfaatkan dana itu secara maksimal. Ia mengambil contoh cabang renang, yang seharusnya berangkat untuk pelatihan bulan Januari ke Australia tapi akhirnya baru terwujud Maret.

“Ini kan sudah kehilangan waktu tiga bulan. Padahal rencana awal akan dibiayai oleh cabornya sendiri, tapi Ketum PRSI tidak mau keluar duit dan menunggu alokasi anggaran Prima,” kata Warno.

Sementara menyoal penyelenggaran SEA Games 2015, Warno berharap Indonesia bisa mengadopsi kesiapan venue-venue di Singapura. Minimal semua venue harus berstandar internasional.

“Pertama venuenya harus standar internasional, transportasinya harus baik, kualitas pelayanannya di venue-venue juga harus siap, Singapura memenuhi itu semua. Mereka juga bisa memanfaatkan venue portable seperti buat judo dan tenis,” tambah Warno.

Latihan di Luar Negeri
Dilansir Okezone, Jumat, pengamat olahraga, Hari Setiono, mengatakan para atlet muda yang berprestasi pada gelaran SEA Games 2015 Singapura harus dikirim ke luar negeri untuk melakukan latihan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyambut Asian Games 2018 di Indonesia.

“Waktu tiga tahun tersisa melangkah ke Asian Games bukanlah jeda yang panjang. Semua itu harus dilakukan dengan kerja ekstra keras, apabila ingin atlet nasional mampu bersaing dengan lawan-lawannya pada multi event empat tahunan Asia itu,” ujar Hari.

Hari menambahkan, dengan memberikan tempaan berkesinambungan di luar negeri seperti di Tiongkok, Amerika Serikat, hingga Australia, tidak menutup kemungkinan atlet nasional mampu berprestasi. Ia juga mengakui hasil perolehan 47 medali emas untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2015 sudah sesuai perhitungan Satlak Prima.

“Apalagi cabang unggulan para atlet Indonesia tidak dipertandingkan di SEA Games 2015. Itu merupakan bagian dari strategi tuan rumah dengan harapan para atletnya mampu mengumpulkan medali seoptimal mungkin,” pungkas Hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya