SOLOPOS.COM - Siswa baru SDN Sriwedari 197 Solo, Azzam Maruf Bi Qolbi (kanan), mendengarkan penjelasan Guru Wali Kelas I, Diyan Alfiyana, saat hari pertama masuk sekolah di ruang kelas I SDN tersebut, Senin (11/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kepala Plt Dinas Pendidikan (Kadisdik) Solo, Hery Mulyono, mengatakan kekurangan murid baru seperti yang terjadi di SDN Sriwedari 197, Laweyan, tak menjadi masalah. Hery juga mengklaim hingga saat ini tidak ada orang tua siswa yang protes mengenai hal tersebut.

“Sebenarnya soal kekurangan siswa itu tidak menjadi masalah karena sampai hari ini pun tidak ada orang tua yang komplain akan hal tersebut,” katanya kepada awak media di lobi Balai Kota Solo, Rabu (13/7/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hery mengungkapkan setidaknya ada 10 satuan pendidikan SD negeri di Solo yang hanya mendapat 10 siswa baru saat masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 Kota Solo. Ia mengakui kurang meratanya jumlah siswa tersebut menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengevaluasinya.

Usulan regrouping sekolah sebagai solusi mengatasi kekurangan murid baru seperti di SDN Sriwedari 197 Solo juga sudah diajukan. “Tadi sudah kami sampaikan untuk regrouping, namun itu hanya salah satu dari solusi untuk memecahkan masalah terkait kekurangan siswa di sekolah,” ujarnya.

Seperti diketahui, SDN Sriwedari 197 Solo hanya mendapat satu siswa baru yang masuk melalui jalur afirmasi pada PPDB 2022/2023. Sedangkan melalui jalur zonasi, tak ada satu pun siswa yang masuk.

Baca Juga: Sifat Unik Azzam, Satu-Satunya Siswa Baru SDN Sriwedari 197 Solo

Sekolah Berkualitas

Hery mengatakan wilayah di sekitar SDN tersebut bukan merupakan kawasan padat permukiman. Berbeda halnya dengan kawasan Kelurahan Sangkrah dan Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.

Dengan kondisi minimnya permukiman tersebut, Hery justru mengatakan warga akan memilih sekolah yang berkualitas. “Kawasannya Sriwedari tidak terlalu padat penduduk, jika dibandingkan dengan Semanggi atau Sangkrah. Kalau pun ada pasti mereka pilih sekolah yang berkualitas, kan juga tahu kondisi ekonomi di sekitar seperti ini,” katanya.

Hingga saat ini, satu siswa baru di SDN Sriwedari 197 Solo tetap melaksanakan pembelajaran. Regrouping, menurut Hery, membutuhkan pertimbangan dan proses yang panjang.

Baca Juga: Semangat Azzam, Satu-Satunya Siswa Baru SDN Sriwedari 197 Solo

SDN Sriwedari 197 diakui sudah memenuhi salah satu syarat regrouping, yakni jumlah siswa dalam satu sekolah kurang dari 100 siswa. “Sedang kami pikirkan tapi kan tidak sederhana dan itu perlu proses,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya