Solopos.com, BOYOLALI — Proses screening kasus Covid-19 di Boyolali secara lebih luas dilakukan pasca Pilkada 2020. Hal itu dilakukan untuk memastikan kondisi persebaran Covid-19 di Boyolali.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan testing sebagai upaya penanganan Covid-19.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Kemudian terkait Pilkada, sepekan setelah Pilkada kami memang diminta oleh [Pemerintah] Provinsi [Jawa Tengah] untuk melakukan screening lebih ketat lagi,” kata dia.
Jokowi: Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Rakyat Indonesia, Bukan Hanya Anggota BPJS
Untuk itu sejak Selasa (15/12), kegiatan itu sudah dilakukan. Ratri menjelaskan saat ini warga yang menjadi petugas di lapangan saat Pilkada, ketika kembali ke lingkungan kerjanya sudah dilakukan testing.
“Sudah dimulai, baik testing yang difasilitasi perusahaan maupun yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan. Sebab sekarang untuk proses screening atau testing kami juga melibatkan dari swasta,” kata dia, Jumat (18/12/2020).
Polri Terjunkan 12.500 Personel Gabungan Amankan Aksi 1812 di Istana Negara
Terkait program 3T atau testing, tracking, dan treatmen, hingga 16 Desember lalu, dia mengatakan pelaksanaan testing telah menyasar 17.200 sampel.
Jumlah tersebut terdiri dari 15.475 sampel swab diagnosa dan 1.725 sampel swab evaluasi. Dari swab diagnosa ditemukan 2.316 sampel dengan hasil positif (14.97%).
Usai Pilkada, Pemkab Boyolali Bakal Gencarkan Screening Untuk Deteksi Kasus Covid-19
Kemudian hasil dari kegiatan tracking, untuk suspeck terdapat 2.019 orang, discarded sebanyak 1.899 kasus, probable sebanyak 103 orang, kasus konfirmasi sebanyak 2.547 kasus.
Kemudian untuk kontak erat ada 2.538 orang dan pelaku perjalanan sebanyak 28.301 orang. Dari kasus konfirmasi positif yang ada, didominasi dengan kasus asymptomatic atau tidak bergejala.