SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin, di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

SBY menyinggung Skandal Watergate dalam pernyataanya Rabu (1/2/2017). Johan Budi pun mempertanyakan maksudnya.

Solopos.com, JAKARTA — Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki masalah apapun dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini menanggapi pernyataan SBY dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2017), yang menyinggung skandal Watergate yang membuat Richard Nixon mundur dari kursi Presiden AS, untuk menganalogikan penyadapan ilegal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penyebutan “Skandal Watergate” muncul saat SBY merespons pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan tim kuasa hukum, tentang komunikasinya dengan KH Ma’ruf Amin. Jika benar ada penyadapan ilegal, kata SBY, berarti ada political spying.

“Dari aspek hukum masuk dan dari aspek politik masuk. Saya kira teman-teman masih ingat Skandal Watergate. Dulu kubu Presiden Nixon menyadap kubu lawan politik yang sedang dalam kampanye pemilihan presiden. Memang Nixon terpilih sebagai presiden, tetapi skandal itu terbongkar. Ada penyadapan, ada tapping, ada spying. Itu yang mengakibatkan Presiden Nixon harus mundur, resign. Karena kalau tidak, beliau akan di-impeach,” kata SBY, Rabu.

SBY juga menekankan penyadapan ilegal adalah kejahatan serius. “Saya hanya menggambarkan bahwa political spying, illegal tapping, itu kejahatan serius di negara mana pun juga. Oleh karena itulah, saya pada kesempatan yang baik ini ingin mendapatkan keadilan yang sebenarnya, apa sesungguhnya yang terjadi,” sambungnya.

Diminta tanggapannya dalam wawancara jarak jauh dengan Kompas TV, Kamis (2/2/2017), Johan Budi mempertanyakan siapa yang dimaksudkan sebagai lawan politik SBY jika Watergate dianalogikan dengan konteks politik Indonesia. Sebelum menjawabnya, Johan juga mempertanyakan isu penyadapan yang mendadak menjadi isu panas.

“Tentu saya bukan peramal yang bisa menerjemahkan apa yang disampaikan Pak SBY, dan mengubungkan dengan Watergate, seolah sadap lawan politik. Yang perlu diklirkan, bener enggak ada penyadapan? Itu dulu,” kata Johan.

Johan merujuk pada pernyataan pengacara Ahok, Humphrey Djemat, yang telah mengklarifikasi bahwa tidak ada pernyataan tentang penyadapan atau rekaman terkait komunikasi SBY dan KH Ma’ruf Amin. “Waktu sidang itu, kita tonton bersama, statemen pengacara tidak ada sadap menyadap, maka tanyakan saja ke Pak SBY,” kata dia.

Dia menilai perlu ada penjelasan terkait lawan politik yang dimaksud. Pasalnya, kata dia, tak pernah ada masalah yang antara Presiden Jokowi dan SBY. “Analogi skandal Watergate Nixon, siapa lawan politik Pak SBY? Dalam konteks apa? Ini perlu dijelaskan Pak SBY agar tidak dibawa seolah-olah [ke mana-mana]. Presiden tidak ada persoalan apapun dengan Pak SBY.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya