SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memukul gong yang disaksikan direksi PT SPS, Bupati Sragen, dan Kapolres Sragen saat meresmikan Blesscon Plant 3 di Toyogo, Sambungmacan, Sragen, Rabu (30/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Setelah berdiri sejak 2012 atau satu dasawarsa, PT Superior Prima Sukses (SPS) atau Blesscon Sragen mampu menguasai 15% market bata ringan nasional. Sementara di Jawa Tengah-Jatim, Blesscon mampu meraup 32% [sebelumnya tertulis 35%] pangsa pasar.

Blesscon memiliki tiga pabrik dengan total produksi bata ringan mencapai 2,7 juta meter kubik per tahun. Sebanyak 1,1 juta meter kubik di Jatim dan 1,6 juta meter kubik di Jateng.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada Rabu (30/3/2022), PTC SPS meresmikan Blesscon Plant 3 di Toyogo, Sambungmacan, Sragen. Ini merupakan pabrik ketiga yang mereka bangun setelah dua pabrik lainnya di Mojokerto dan Lamongan, Jawa Timur. Peresmian ini dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati; sejumlah profesor dari peguruan tinggi, pengusaha, dan lainnya.

“Hari ini [Rabu] bersamaan dengan perayaan 10 tahun usia PT SPS, kami mendapatkan sosok pemimpin yang mau berkorban sehingga Blesscon mendapatkan kemudahan dan kelancaran. Blesscon ini berdiri karena kami kekurangan bata ringan saat membangun hotel di Bali dan membangun mal di Surabaya. Kami memprediksi bata ringan sebagai pengganti batu bata merah. Pangsa pasar kami mencapai 15% secara nasional dan 32% market di Jateng-Jatim,” ujar CEO SPS Corporate & SMB Grup, Dermawan Suparsono, salam sambutannya.

Baca Juga: Perizinan 10 Investor di Sragen Jalan Terus Meski Lahan Masuk LSD

Ia menerangkan Blesscon adalah pemilik bata ringan bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) kali pertama di Indonesia. Selain itu, Dermawan menjelasan Blesscon juga mendapatkan green label dengan predikat gold yang juga satu-satunya di Tanah Air.

Prestasi lainnya, ujar dia, Blesscon meraih Top Brand 2021-2022. Semua capaian tersebut, ujar dia, tidak luput dari kinerja tim penjualan. Awalnya Blesscon bergerak untuk memenuhi kebutuhan proyek namun mulai 2015 berlari ke ritel dan ternyata lebih menjanjikan.

“Sebanyak 90% penjualan kami ke ritel dan 10% ke proyek. Situasi pandemi Covid-19 pun justru menunjukkan pergerakan meningkat. Blesscon mendapat berkah pada 2-3 tahun terakhir karena banyak orang yang membangun rumah dan menggunakan material bata ringan,” kata dia.

Pabrik Terbesar

Dermawan menerangkan pabrik di Sragen ini luasnya 10,4 hektare dengan jumlah karyawan mencapai 1.000 orang. Dia mengatakan dalam sebulan itu ada 15.000 truk yang keluar masuk pabrik untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk limbahnya, kata dia, Blesscon tidak membuangnya, namun diolah kembali.

Baca Juga: Ini Lahan di Sragen yang Potensial Dibangun Pabrik Asal Korsel

“Bahkan kami bekerja sama dengan SMK-SMK untuk bisa magang kerja di Blesscon. Selain itu kami juga bekerja sama dengan universitas untuk memajukan kualitas manajemen, baik dari Surabaya maupun Jateng,” katanya.

Presiden Direktur PT SPS, Billy Law, menambahkan pabrik Blesscon pertama dibangun di Mojokerto dilanjutkan pabrik kedua di Lamongan. Sragen dipilih sebagai lokasi pabrik ketiga dan sekaligus menjadi pabrik terbesar.

”Sragen ini kota yang strategis. Dekat dengan bahan baku, dekat dengan pasar. Blesscon bersertifikasi Green Label Indonesia dan memastikan bahan bakunya berasal dari tambang legal yang tidak merusak lingkungan,” ungkap Billy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya