SOLOPOS.COM - Ilustrasi berada di kerumunan (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Data Satgas Covid-19 menyebutkan dari 6 hingga 7 orang yang berkerumun, ada satu yang positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan dalam rilis dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang diterima Solopos.com pada Kamis (20/5/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Wanita Asal Bogor Ditemukan Meninggal di Kamar Indekos Jebres Solo

Dengan data Satgas tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Prof. Soedjatmiko mengatakan agar semua pihak membatasi kerumunan di mana pun agar tak meningkatkan kasus positif Covid-19. "Apalagi dalam kerumunan itu kecenderunga mengabaikan protokol kesehatan juga tinggi, seperti memakai masker tidak benar, bahkan tidak memakai masker sama sekali," ucap dia.

Imbauan tak berkerumun ini juga berlaku bagi masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19 dua kali suntikan. “Masih ada peluang sebesar 35% bagi orang yang sudah divaksinasi untuk tertular Covid-19. Sehingga tidak ada jaminan kita kebal 100% dari Covid-19,” tambah dia.

Baca Juga: Covid-19 Bisa Turunkan Volume Grey Matter di Otak? Simak Faktanya

Agar hal tersebut tak terjadi, dia juga menyarankan, “Apabila ada keluarga yang mudik atau pernah berkerumun selama 1 jam atau lebih, perlu diwaspadai. Sarankan untuk swab Antigen atau PCR, dan bila perlu laporkan ke ketua RT/RW dan Satgas Covid-19 di lingkungan masing-masing."

Meredam Lonjakan Kasus Positif Covid-19

Pada kesempatan itu pula, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi mengatakan belajar dari empat kali momen libur panjang di 2020 yang berimbas pada kenaikan kasus positif Covid-19, masyarakat harus tetap patuh protokol kesehatan.

Pasalnya, meningkatnya aktivitas perjalanan akan menciptakan kerumunan. Kepatuhan protokol 3M memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, akan turut berkurang.

Baca Juga: Rocky Gerung Duga Penonaktifan 75 Pegawai KPK Persiapan 2024

“Inilah yang memicu lonjakan kasus. Lalu saat terjadi lonjakan kasus, beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat," beber dia.

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia G Partakusuma khawatir dengan bertambahnya kasus positif Covid-19 akan mempengaruhi pelayanan rumah sakit yang tidak maksimal.

Baca Juga: Wagub Papua Klemen Tinal Meninggal di Jakarta

“Kalau sampai 7-8 ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal," jelas dia.

Tidak hanya itu saja, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah kasus yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan. “SDM di ICU harus khusus belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular Covid-19," kata dia.

Baca Juga:  Ramai Dibahas Saat Aurel Keguguran, Apa Itu Penyakit Ain dalam Islam?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya