SOLOPOS.COM - Petani memanen padi di sawah Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (20/3/2021). (Antara/Dedhez Anggara)

Solopos.com, SOLO — Untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah petani memasuki puncak panen raya, Kementerian Pertanian (Kementan) telah membentuk Tim Terpadu Gerakkan Serap Gabah Petani (GSGP) sehingga Komando Strategi Penggilingan (Kostaling) berjalan optimal menyerap gabah untuk disalurkan ke Bulog.

Salah satunya di Kabupaten Nganjuk, telah disepakati penyerapan 26.592 ton gabah petani sehingga harga pada musim panen raya tidak anjlok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim Terpadu Gerakkan Serap Gabah Petani untuk Wilayah Nganjuk, Direktrorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Dede Risanda mengatakan serap gabah petani ini merupakan upaya nyata Kementan dengan menggandeng mitranya dalam menjaga agar harga gabah/beras pada musim panen tidak merosot dan stok beras nasional terjaga.

Hal ini pun diatur secara serius dengan surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021 untuk serap gabah petani saat panen raya padi agar harga gabah/beras petani tidak anjlok.

"Kementan dengan menggandeng mitra yaitu Bulog, Perpadi yang tergabung dalam Kostraling untuk serap gabah dan beras petani. Kemarin di Nganjuk telah dibuat kesepakatan kesanggupan serap gabah sebanyak 26.592 ton," ujar Dede di Jakarta, Sabtu( 20/3/21).

Lebih lanjut Dede menjelaskan Tim GSGP Kementan bersama Bulog dan Perpadi telah menyepakati akan serap gabah petani yang sesuai standar mutu yang dipersyaratkan dalam Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah/beras dan persyaratan kualitas internal Bulog.

Baca Juga: Dukung Diplomat Esport Solo Arena 2021, PB ESI Sebut Masih Banyak PR

Secara teknis pelaksanaan kemitraan serap gabah petani ini yakni Kostraling yang di dalamnya terdapat Perpadi menyerap gabah petani yang selanjutnya disalurkan ke Bulog.

"Harga tidak boleh di bawah HPP, kami pastikan minimal sama dengan HPP. Kementan bersama mitra akan terus bekerja untuk petani," tegasnya.

Persyaratan

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi memaparkan persyaratan kualitas harga gabah sesuai Pemendag No.24 Tahun 2020 tentang HPP untuk pembelian gabah/beras oleh Perum Bulog mulai berlaku 19 Maret 2020 yakni gabah kering panen (GKP) tingkat petani dengan kadar air 25% sebesar Rp 4.200 per kg, GKP kadar air 25% tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg, gabah kering giling (GKG) kadar air 14% tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg, GKG kadar air 14% di gudang Bulog Rp 5.300 per kg, dan harga beras kadar air 14% sebesar Rp 8.300 per kg.

Baca Juga: Tebing di Tepi Jalan Nanggulan-Girimulyo Longsor

"Kementan secara optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II,"ujar Suwandi.

Selain itu, Sesuai data BPS, potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April luas 1,67 juta hektar sehingga peran Kostraling bekerja harus dioptimalkan dalam menyerap gabah/beras petani.

Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah, Kementan memberikan sarana pascapanen seperti combine harvester atau alat panen dan perontokan, dryer atau sarana pengering, dan rice milling alias penggilingan.

"Untuk membantu petani agar menghasilkan gabah/beras berkualitas, Kementan memberikan dukungan bantuan berupa alat mesin panen dan pasca-panen seperti combine harvester, mesin pengering, dan mesin penggilingan. Jadi kami pastikan musim panen raya padi awal tahun 2021 menguntungkan petani dan stok beras terjamin," terang Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya