SOLOPOS.COM - GKR Bendara

Solopos.com, SOLO – Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara merupakan sosok penting di tengah keluarga besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus sosok sentral dalam pengembangan pariwisata DIY. Putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X itu tampil sebagai ibu muda modern, terpelajar, kreatif inovatif, dan santun sesuai karakter putri Keraton.

Pandemi yang melanda negeri ini berdampak dalam segala hal, ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakat, hingga menghambat pembangunan wilayah. Kini, bangsa Indonesia mulai bangkit dari pandemi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai seorang ibu, sekaligus tokoh sentral dalam pariwisata DIY, GKR Bendara tampil terdepan menginspirasi pemulihan, tanpa meninggalkan akar diri sebagai putri Keraton. Kepada Solopos, Selasa (21/12/2021), ibu dua anak itu mengisahkan bagaimana dirinya harus mengatasi tantangan pandemi dari sisi keluarga serta masyarakat pariwisata khususnya di DIY.

Baca juga: Berkebaya, Puluhan Perempuan di Sragen Gelar Upacara Hari Ibu

“Sejauh ini memang belum sepenuhnya pulih karena kita dari rekan-rekan pariwisata harus memulai dari nol kembali. Tetapi antusias masyarakat ke Jogja cukup besar. Alhamdulillah mulai pulih walau secara ekonomi belum 100%,” kata dia.

Menurut Bendara, pandemi memang menyebabkan keterpurukan. Namun, tradisi Jawa mengajarkan untuk senantiasa sareh alias sabar menerima keadaan. Pandemi ini menguji ketabahan, kesabaran, dan mental masyarakat.

Hajat dalem [kegiatan/acara] di Keraton harus berubah tanpa mengurangi kesakralan tradisi Jawa. Pandemi mengajarkan kita untuk beradaptasi tanpa mengurangi nilai luhur yang harus kita jaga,” jelas Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya Keraton Jogja tersebut.

Baca juga: Hari Ibu, Simak Tips Verawati Istri Bupati Wonogiri Mendidik Anak

Harus Beradaptasi

Sareh dan ketangguhan beradaptasi inilah yang senantiasa dia tekankan. Para pelaku wisata DIY, termasuk UMKM pariwisata, harus beradaptasi. Mereka perlu menyadari bahwa pandemi telah mengubah cara wisatawan berlibur. Wisatawan kini memilih destinasi yang sehat, wisata outdoor, serta menghindari kerumunan.

Lulusan Edinburg Napier University tahun 2013 itu mengaku terus mendorong pemulihan khususnya di sektor pariwisata. Dia mendorong pentingnya mematuhi protokol kesehatan karena hal itu menjadi acuan bagi wisatawan sebelum memutuskan datang ke Jogja.

“Jika tidak [menerapkan protokol kesehatan], tentu wisatawan tidak akan datang lagi atau kita akan dapat review yang buruk di media sosial,” ujarnya.

Baca juga: Begini Cara Bupati Sukoharjo Dorong Warga Bangkit dari Dampak Pandemi

Selain aktif di pariwisata, GKR Bendara juga aktif dalam kampanye gizi anak dalam upaya mencegah stunting bekerja sama dengan BKKBN. Fakta membuktikan masih ada anak-anak yang mengalami stunting bukan lantaran orang tua tidak berpunya, melainkan karena kurang pemahaman tentang gizi anak.

Direktur PT Nur Hayu Nindyan, produsen produk perawatan kulit Hayyana, tersebut juga aktif mendorong peningkatan kesejahteraan keluarga dengan perannya sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS (BPD AKU) DIY. UPPKS atau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera merupakan salah satu program BKKBN untuk melahirkan keluarga produktif.

Melalui BPD AKU, Bendara aktif mendorong anggota AKU meningkatkan pendapatan. Selama pandemi, perkara pendapatan keluarga memang menjadi persoalan. Dengan adanya program-program untuk UPPKS, seperti pinjaman modal, pendapatan keluarga menjadi lebih baik sehingga bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya