SOLOPOS.COM - Petani menabur pupuk di Kediri, Jumat (6/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Sarana pertanian berwujud pupuk yang diproduksi Petrogres diarahkan untuk mengantisipasi pengurangan subsidi.

Madiunpos.com, SURABAYA – PT Petrokimia Gresik (Petrogres) mulai menggarap pasar pupuk premium untuk mengantisipasi adanya pengurangan permintaan produksi pupuk subsidi. Meski sudah direspons positif pasar, permintaan sarana pertanian nonsubsidi itu diakui masih kecil jumlahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Produksi Petrogres, Nugroho Christijanto mengatakan produksi pupuk premium tersebut menyasar segmen petani hortikultura seperti di Malang dan Batu Jawa Timur dan tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit di Lampung. “Pupuk premium sudah mulai ada beberapa permintaan, tetapi untuk produksinya memang masih kecil karena kami masih harus memenuhi permintaan pupuk subsidi sesuai dengan tanggung jawab Petrokimia sebagai BUMN,” katanya Minggu, (9/8/2015).

Dia mengatakan pupuk premium jenis Petroganik Premium tersebut mulai diproduksi karena diperkirakan subsidi pupuk ke depan akan semakin berkurang. Saat ini, sebanyak 80% produksi pupuk Petrogres merupakan pupuk subsidi dan 20% merupakan pupuk komersil dan premium.

“Kami harus  mulai garap pasar-pasar non subsidi, jadi harus sudah memikirkan produk yang bisa masuk ke pasar komersil. Kalau untuk premium jenisnya pupuk Petroganik Premium, dan untuk pupuk jenis NPK komersil, mereknya NPK Kebomas,” jelasnya.

Meski sudah memproyeksikan untuk membidik pasar premium, tetapi dalam dua tahun terakhir ini, permintaan pupuk subsidi justru meningkat sehingga Petrogres mengurangi produksi sarana pertanian komersil itu. “Pada 2013 bahkan kami bisa memenuhi ekspor pupuk komersil sampai 300.000 ton ke India dan Filipina, tapi pada 2014 dan 2015 tidak bisa ekspor karena permintaan pupuk subsidi meningkat,” jelasnya.

Tahun 2015 ini, total kapasitas produksi seluruh jenis pupuk di Petrogres mencapai 4 juta ton. Hingga kini, produksi sarana pertanian tersebut rata-rata mencapai 50% dari target.

Nugroho menambahkan, kondisi yang menjaid antisipasi Petrogres saat ini adalah adanya musim kering yang diprediksi berlangsung hingga November mendatang. Pada saat musim panen, diperkirakan permintaan pupuk akan meningkat dari biasanya.

“Produksi pupuk kami on the track, tetapi kami sedang memikirkanmusim kemarau cukup panjang, bagaimana strategi produksi yang sesuai dengan penyimpanannya, sehingga nanti kebutuhan di musim tanam sudah bisa diantisipasi dengan baik,” ujarnya.

Saat ini, katanya, Petrogres sudah mulai mendistribusikan pupuk ke pusat-pusat distribusi sarana pertanian itu sehingga pupuk lebih mudah diperoleh konsumen ketika dibutuhkan dengan cepat. Permintaan tersebut diperkirakan terjadi pada Oktober mendatang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya