SOLOPOS.COM - Pemeriksaan kambing di Kudusan, Gumpang, Kartasura, Rabu (18/5/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Dokter hewan yang membuka praktik di Vet Clinic 86, Colomadu, Karanganyar, Tamara Sandra Devi, bersama Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) Kartasura, Sukoharjo, menyambangi peternakan sapi dan kambing di Kudusan, Gumpang, Kartasura, Rabu (18/5/2022).

Tamara bareng dokter hewan lainnya, Danramil 06/Kartasura, Sekretaris Kecamatan Kartasura, Wakapolsek Kartasura, Kepala Puskesmas Kartasura dan beberapa elemen masyarakat lain turut berkeliling melakukan pemeriksaan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemeriksaan dilakukan terhadap sapi dan kambing di Kudusan secara acak. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan secara sampling, tidak terdeteksi hewan yang mengalami penyakit mulut dan kuku (PMK). “Ini sehat semua, InsyaAllah. Tidak ditemukan gejala PMK,” jelasnya saat ditemui di lokasi pemeriksaan setempat.

Dia menyebut sejak 1980 Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK, tapi saat ini penyakit tersebut masuk kembali ke Indonesia. Menurutnya sebelum menghilangnya penyakit PMK, di Indonesia  sempat digalakkan vaksinasi terkait hal itu. Namun karena kasus tidak lagi merebak, penggalakan vaksinasi juga tidak dilakukan lagi.

Ekspedisi Mudik 2024

Hadirnya PMK, menurut Tamara, dapat dimungkinakan dari pembelian hewan yang ilegal. Sebab ketika pembelian ilegal pengecekan kesehatan dan lainnya kemungkinan minim.

Baca juga: Jokowi Izinkan Lepas Masker di Tempat Terbuka, Sukoharjo Tunggu Ini

“Mungkin dampaknya [penyakit PMK] dari pembelian ilegal. Pastikan tidak ilegal, kalau ada [ternak] yang baru harus dikarantina. Seperti kalau orang yang baru saja bepergian di karantina dulu [hewan yang baru saja datang/dibeli],” jelasnya.

pmk sukoharjo
Dokter hewan, Tamara Sandra Devi, memberikan keterangan terkait pengecekan sapi dan kambaing di Kudusan, Gumpang, Kartasura, Rabu (18/5/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Dia mengatakan apabila hewan kelihatan sakit dan tidak mau makan, biasanya dikarenakan adanya sariawan. Tak hanya itu, hidung hewan juga akan sering mengeluarkan lendir.

Ada Masa Inkubasi

Bahkan hewan tidak mau berdiri, karena dimungkinkan kuku hewan juga terdapat infeksi. Jika peternak menemui gejala tersebut, diharapkan langsung melaporkan ke dinas terkait.

“Jangan ditunda-tunda karena ini penyakit ada masa inkubasi. Yang mana penyakitnya mungkin belum terlihat gejala, tapi sudah menular kemana-mana. Jadi kalau ada satu saja yang terinfeksi, harus langsung diisolasi saja. Disendirikan dari yang lain, tempatnya disemproti, untuk mencegah penularan,” imbaunya.

Baca juga: Hepatitis Akut Mengintai, DKK Sukoharjo: Tetap Tenang dan Berhati-hati

Sekretaris Kecamatan Kartasura, Ismanta, mewakili Camat Kartasura Joko Miranto, menyatakan apeesiasinya terhadap dokter hewan nonpemerintah yang turut memberikan perhatian dengan melakukan peninjauan ternak secara langsung.

“Kami mengadakan peninjauan, pemantauan, monitoring, di beberapa peternakan untuk mengantisipasi penularan PMK di Kartasura khususnya. Diharapkan pada perayaan Idul Adha semua ternak di Kartasura bebas dari PMK sehingga tidak mengkhawatirkan masyarakat,” jelasnya saat ditemui di lokasi peninjauan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya