SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi bali. (Tokopedia.com)

Solopos.com, SRAGEN – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah (Jateng) melarang sapi bali masuk demi mencegah penularan penyakit jembrana.

Penegasan itu disampaikan Kepala Disnakkeswan Jateng, Lalu Muhammad Syafriadi, saat ditemui wartawan seusai mengikuti sarasehan bersama Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin). Acara tersebut digelar di Dukuh Plosorejo, Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Selasa (14/7/2020).

Promosi Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Bagikan 1.000 Paket Sembako di Bali

Pada kesempatan itu, Lalu Muhammad Syafriadi menegaskan sapi bali rentan penyakit jembrana yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Jembrana merupakan penyakit hewan menular pada sapi yang disebabkan virus jembrana.

Ekspedisi Mudik 2024

Rumah Giman di Ngawi yang Digeser Makhluk Gaib Punya Kamar di Bawah Tanah, Ini Penampakannya

Penyakit Jembrana

Penyakit ini bersifat akut dan menimbulkan tanda klinis yang jelas pada sapi. Penyakit Jembrana hanya ditemukan di Indonesia. Kali pertama kasusnya ditemukan di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada 1964, namun kini telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Itulah sebabnya sapi bali dilarang masuk ke Jateng menjelang Iduladha 1441 H.

“Jembrana ini sangat ditakutkan menular kepada sapi jawa. Sapi bali memang tahan terhadap penyakit jembrana, tapi sapi jawa tidak tahan. Jembrana itu mematikan untuk sapi jawa sehingga jenis sapi ini tidak boleh masuk Jateng jelang Hari Raya Iduladha ini,” terang Syafriadi.

Ketua DPRD Sragen Termiskin Se-Jateng, Berapa Hartanya?

Ancaman bagi Pedagang

Meski tidak menular kepada manusia, sapi bali tetap tidak boleh masuk ke Jawa Tengah. Sapi bali hanya boleh melintas di wilayah Jateng melalui tol. Syafriadi tidak memungkiri masih banyak pihak yang memelihara sapi jenis ini karena memiliki karkas yang baik.

“Di beberapa daerah di luar Jateng, banyak yang memelihara sapi bali karena punya karkas yang baik dibandingkan sapi jawa. Itu karena orang berpikirnya ke profit. Dia tidak mikir panjang bagaimana menjaga kelestarian sumber daya genetik dan dampak kesehatannya. Oleh sebab itu, diperlukan pengawasan ekstra supaya sapi bali tidak masuk Jateng,” tegas Syafriadi.

Ganjar Pranowo Kesal Solo Disebut Zona Hitam Covid-19: Jarene Sapa?

Bila sapi ini kedapatan beredar di Jateng, Syafriadi mengancam meminta penjualnya angkat kaki. Dia menegaskan stok sapi jantan di Jateng masih aman. Sehingga warga tidak perlu membeli sapi kurban dari luar provinsi.

“Silakan minta surat keterangan sehat sapi itu dari penjual. Kalau tidak bisa menyediakan jangan mau beli. Yang terpenting, lakukan jual beli dengan mempedomani protokol kesehatan demi mencegah Covid-19. Demi mencegah kerumunan warga, lebih baik sapi itu dipotong di RPH [rumah potong hewan]. Kalau tidak bisa yang penting tetap melaksanakan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya