Sanksi Berlaku, Masih Ada Saja Warga Banjarsari Solo Tak Pilah Sampah

Solopos.com, SOLO — Hampir dua pekan program Paksa Pilah Sampah dari Rumah atau Papi Sarimah berjalan di Kecamatan Banjarsari, Solo. Namun ternyata masih ada saja warga yang tidak taat meski sudah diberi sanksi yakni sampahnya tidak diambil oleh petugas.

Petugas sampah wilayah Cengklik RT 001-RT 004, RW 020, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Nuryanto mengatakan warga RW 020 sebagian besar sudah memilah sampah mereka di rumah. “Kalau enggak dipilah ya kami enggak ambil, sambil diberi peringatan dengan baik-baik,” kata Nuryanto saat ditemui Solopos.com, Rabu (12/1/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nuryanto mengatakan sesekali ada pula warga yang mengulangi tidak memilah sampah. Ia berusaha dengan sabar untuk selalu mengingatkan warga dengan kata-kata yang baik. “Sejauh ini RW 20 ya sekitar 65% lebih sudah memilah sampah mereka,” imbunya.

Baca Juga: Warga Banjarsari Solo Tak Pilah Sampah di Rumah, Petugas Siap Menegur

Nuryanto mengungkapkan berdasarkan kegiatannya mengumpulkan sampah di RT 001-RT 004 Cengklik, Banjarsari, Solo, pada kasus terakhir masih terdapat satu rumah indekos yang belum melaksanakan program pilah sampah dari rumah.

Usaha untuk menegur telah dilakukan oleh ketua RT dan RW setempat. “Kemarin ada satu kosan [tempat indekos] yang tidak memilah. Ya saya ingatkan, dua hari kemudian Pak RT dan RW menghubungi pemilik indekos, karena kebetulan tidak di Solo,” imbuhnya.

Evaluasi Sebulan Sekali

Sementara itu, Camat Banjarsari, Beni Supartono Putro, mengatakan akan lakukan evaluasi program Paksa Pilah Sampah dari Rumah (Papi Sarimah) setiap bulan. “Evaluasi akan telah kami rencanakan setelah satu bulan program berjalan, atau tiap satu bulan,” terang Beni saat dihubungi Solopos.com, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: Program Paksa Pilah Sampah di Banjarsari Solo Dimulai, Begini Alurnya

Lebih lanjut, Beni mengatakan proses jangka panjang terkait program pilah sampah rumah tangga yang direncanakan Kecamatan Banjarsari adalah proses pengolahan sampah yang tidak bisa didaur ulang. “Proses jangka panjang yang akan kami rencanakan juga tentang bagaimana sampah yang tidak bisa didaur ulang, kami akan proses pengelolaannya,” imbuhnya.

Indikator evaluasi yang direncanakan Kecamatan Banjarsari nantinya terdiri dari beberapa jenis. Di antaranya mengenai teknis pelaksanaan program meliputi keluhan-keluhan yang disampakan warga dan tingkat kesadaran warga.

Indikator Evaluasi

Selain itu, terdapat indikator evaluasi berupa sejauh mana koordinasi dari masing-masing kelurahan dan dari petugas sampah. Penguatan dari elemen-elemen pemerintah, warga, dan petugas sampah, inisiatif warga dan petugas, juga proses sosialisasi juga menjadi indikator yang akan dievaluasi setelah satu bulan pelaksanaan program Papi Sarimah.

Baca Juga: Banjarsari Solo Tegas Lur, Warga Kena Sanksi Jika Tak Pilah Sampah

“Akan ada banyak yang kami evaluasi, baik dari teknisnya, maupun koordinasi dari kelurahan-kelurahan yang ada. Saya lihat juga beberapa petugas sudah inisiatif ketika ada warga yang tidak mewadahi sampahnya pakai plastik meski dipisah di bak sampah. Petugas menyekat gerobak untuk tempat sampah agar tidak bercampur satu dengan lainnya, atau membawa karung sendiri,” jelas Beni.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Arthaty Mulatsih, mengatakan DLH juga akan mengevaluasi program Papi Sarimah di Kecamatan Banjarsari. “Nantinya pasti kami evaluasi pelaksanaannya seperti apa, di masyarakat seperti apa, pasti akan kita lakukan,” terang Arthaty saat ditemui Solopos.com.