SOLOPOS.COM - Suasana Peran Obor yang digelar di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Senin (20/6/2022) malam. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, JEPARA — Dua orang pria saling pukul dengan pelepah kepala dan daun pisang kering yang sudah dibakar di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Senin (20/6/2022) malam. Adu pukul dengan api, atau Perang Obor yang digelar warga Jepara ini merupakan bagian dari acara sedekah bumi yang diperingati setiap tahun, tepatnya setiap Senin Pahing bulan Zulhijah.

Acara sedekah bumi dengan Perang Obor di Desa Tegal Sambi Jepara ini diyakini sebagai upaya tolak bala. Meski prosesinya cukup berbahaya, Perang Obor yang menampilkan aksi pukul pelepah kepala dan daun pisang kering ini mampu mencari perhatian masyarakat maupun wisatawan dari luar Jepara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tampak, ribuan masyarakat memadati jalan desa di mana lokasi perang obor itu digelar, yakni rumah Kepala Desa Tegalsambi, pada pukul 19.00 WIB. Terlihat, para pemain perang obor membawa pelepah kelapa dan daun pisang kering yang belum dinyalakan atau bakar menuju perempatan desa tersebut.

Seusai dibakar, para pemain lalu saling serang dengan pemain lainnya yang membawa obor. Bahkan, pukulan obor yang menghasilkan percikan api dan menyebar ke segala arah justru menambah kemeriahan tradisi perang obor ini.

Kepala Desa Tegalsambi Kabupaten Jepara, Agus Santoso, mengatakan Perang Obor merupakan puncak dari rangkaian tradisi sedekah bumi. Tak hanya itu, Perang Obor ini juga sudah menjadi warisan budaya tak benda atau WBTB.

Baca juga: Hore! Pandemi Reda, Tradisi Jembul Tulakan Jepara Kembali Digelar

“Perang Obor sudah mendapatkan piagam menteri termasuk warisan budaya tak benda [WBTB]. Bahkan Sekda [Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara] berkenan memfasilitasi acara Perang Obor, usulan tarian obor untuk melatih menciptakan obor. Tujuanya untuk memperkaya budaya Jepara,” kata Agus, Senin (21/6/2022) malam.

Sekda Jepara, Edy Sujatmiko, menambahkan tradisi Perang Obor ini dalam dua tahun belakangan tidak digelar karena pandemi Covid-19. Meski demikian, ia bersyukur perang obor kembali bisa digelar secara meriah tahun ini.

“Dua tahun tidak ada kegiatan ini, ini rangkaian sedekah bumi. Ini sedekah bumi wujud bentuk syukur kesehatan pada kita,” tutup Edy.

Baca juga: Meriah! Begini Jalannya Tradisi Larungan Kepala Kerbau di Jepara

Sekadar informasi, ada sekitar 350 obor yang disiapkan beserta sekitar 30 pemain yang melaksanakan perang obor Senin malam ini. Prosesi ini, berlangsung dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Untuk mengantisipasi luka bakar akibat percikan api, penyelenggara Perang Obor di Jepara telah menyediakan ramuan sebagai obat luka bakar. Sekilas ramuan itu berwana hitam dan cara pakainya dengan digosok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya