SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro (kiri) berjabat tangan dengan Ketua DPRD Boyolali, S Paryanto di lokasi pembangunan kompleks perkantoran baru Pemkab Boyolali beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Istimewa)

Solopos.com,BOYOLALI — Relokasi ibu kota Kabupaten Boyolali terus berbuntut masalah. Harian Umum Solopos, Senin (4/11/2013), mengungkapkan adanya dugaan sandiwara dalam lelang proyek relokasi ibu kota Kabupaten Boyolali itu.

Indikasi adanya sandiwara dalam lelang proyek pembangunan kompleks perkantoran baru Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali yang dilaksanakan tiga tahun terakhir itu telah tercium sejumlah kalangan. Tak terkecuali para wakil rakyat di DPRD Boyolali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Indikasi ”sandiwara” itu salah satunya terkait proses lelang online atau electronic procurement (e-proc). ”Bayangkan, rekanan yang menawar harga tinggi dimenangkan. Rekanan yang menawar lebih rendah malah dikalahkan. Ini lelang macam apa?” ungkap Fuadi, Wakil Ketua DPRD Boyolali, ketika ditemui wartawan Harian Umum Solopos, Kamis (31/10/2013).

Menanggapi dugaan itu, wartawan Solopos pun mencoba menelusuri rekam jejak lelang megaproyek itu. Berbekal salinan dokumen dan kesaksian sejumlah kontraktor, Solopos pun menemukan sejumlah kejanggalan yang mengarah ke praktik kolusi. Hal yang oleh sejumlah kalangan dianggap ”sandiwara” itu disajikan melalui rangkaian tulisan dalam rubrik Laporan Khusus, Harian Umum Solopos, edisi Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya