SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo menyalakan lilin saat mengikuti aksi solidaritas atas Tragedi Kanjuruhan Malang yang digelar di kompleks Plaza Manahan, Solo, Minggu (2/10/2022) malam. Aksi solidaritas yang diikuti sekitar seribuan suporter dari sejumlah elemen suporter Persis Solo seperti Surakartans, Pasoepati, Garis Keras Sambernyawa, dan Ultras 1923. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Lebih dari seribu suporter di Soloraya berkumpul menggelar aksi solidaritas atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Aksi tersebut digelar suporter  di Plaza Manahan, kompleks Stadion Manahan Solo, Minggu (2/10/2022) malam, sebagai bentuk rasa duka mereka kompak mengenakan pakaian serba hitam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka membawa lilin sebagai simbol duka. Manajemen Persis Solo yang diwakili oleh Manajer Persis Solo, Erwin Widianto turut hadir menyampaikan rasa duka citanya. Pemain pun juga hadir seperti Zanadin Faris, Althaf Indie, dan pemain asli Malang, Shulton Fajar.

Anthem Satu Jiwa dan Youll Never Walk Alone (YNWA) menggema dinyanyikan bersama sebagai bentuk empati terhadap suporter yang menjadi korban atas kejadian tersebut. Selain itu, mereka juga menyoroti penembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat keamanan ke tribun penonton. Padahal penggunaan gas air mata di dalam stadion sudah dilarang oleh FIFA.

Selain mengucapkan rasa duka yang mendalam terhadap tragedi di Kanjuruhan Malang, mereka juga menuntut operator liga dalam hal ini PT LIB untuk membenahi sistem kompetisi.

Baca Juga: PSS Sleman Vs Persis Benar-Benar Sepi, Suporter Solo Tepati Janji

Salah satu perwakilan suporter Surakartans, Topan Tri Haryoko, menyampaikan seluruh elemen suporter di Soloraya turut berbela sungkawa atas kejadian di Stadion Kanjuruhan Malang.

“Ini adalah aksi solidaritas dari elemen suporter di Soloraya. Wujud kepedulian sesama suporter. Kami menggelar doa bersama untuk para korban,” kata dia.

Topan menyampaikan, terdapat empat tuntutan yang disampaikan oleh suporter yakni Dirut PT LIB harus bertanggung jawab penuh, Panpel Arema FC harus bertanggung jawab penuh karena mencetak tiket melebihi kapasitas stadion, Kapolres Malang dan Kapolda Jawa Timur harus bertanggun gjawab, dan Ketua PSSI harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini.

Baca Juga: Jaga Hubungan Baik Solo-Sleman, Persis Minta Suporter Hormati Keputusan PSS

“Harusnya kejadian kemarin bisa memberikan efek terhadap persepakbolaan di Tanah Air. Seluruhnya harus dirombak, harus mencontoh liga-liga yang ada di luar sana,” ungkapnya.

Pihaknya juga menyoroti sistem buruk liga Indonesia, mulai dari Liga 3, 2, dan 1. “Yang paling membuat hati miris, stetemen dari Sekjen PSSI, Yunus bahwa yang dihentikan hanya Liga 1, tetapi Liga 2 dan 3 tetap dijalankan. Statemen itu seolah-olah tidak ada empati,” tegasnya.

Atas kejadian kemarin, pihaknya menginginkan suporter yang ada di Indonesia untuk menyikapi ini sebagai simbol protes bersama.

“Kosongkan tribune yang ada di seluruh Indonesia,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya