SOLOPOS.COM - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan dalam waktu dekat Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja yang terampil dan kompeten di berbagai bidang industri. Sebab, KIK menjadi salah satu kawasan industri yang tumbuh pesat dan menjadi salah satu tujuan investasi global di Indonesia.

“Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang andal, saat ini, tantangan yang masih dihadapi adalah belum sepenuhnya proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi, baik di level SMK maupun perguruan tinggi vokasi telah link and match dengan industri,” kata Wikan, usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tahap awal di Hotel Grand Edge, Semarang, Rabu (31/5/2022) malam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wikan menyampaikan belum adanya link and match dengan industri disebabkan belum ada kemitraan yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran hingga penyerapan lulusan vokasi.

Penandatanganan PKS ini disebut menjadi bentuk upaya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam membangun jembatan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Baca Juga: Lima Proyek Skala Besar untuk Mencegah Kota Semarang Malih Dadi Segara

Lebih lanjut, implementasi kerja sama sendiri nantinya akan dilakukan oleh SMK dan perguruan tinggi vokasi. Seperti dalam penyusunan kurikulum bersama, pelaksanaan magang, pembelajaran berbasis proyek riil dari industri.

“Dan lain sebagainya, sebagaimana tercantum dalam paket link and match 8+i. Nah itu yang harus kita kawal bersama-sama,” tegas dia.

Wikan menuturkan, terwujudnya keselarasan melalui penguatan kemitraan akan menghasilkan Sumber daya Manusia (SDM) vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. Kemitraan yang dibangun adalah kerja sama yang saling menguntungkan di mana vokasi bisa menjawab persoalan yang dialami DUDI.

Baca Juga: Wow! Harga Rumah di Semarang Capai Rp25 Miliar, Paling Murah Berapa?

Sebagai informasi, sebagai salah satu basis investasi global di Indonesia, saat ini setidaknya sudah ada sembilan investor yang berinvestasi di KIK. Para investor ini berasal Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, Hongkong, dan negara lainnya.

Adapun bidang industri yang menampati KIK di antaranya dari sektor industri fesyen, furnitur, elektronik, makanan dan minuman, serta kemasan dengan total jumlah industri yang sudah ada sekitar 75 industri.

“Untuk itu lah kami sudah menyiapkan kurikulum Merdeka Belajar yang bisa menjawab kebutuhan industri ini dan program unggulan kami juga  mewajibkan satuan pendidikan vokasi untuk bermitra dengan DUDI, seperti SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), Matching Fund, dan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB),” tutur dia.

Baca Juga: Seru-seruan Makan Siang dan Makan Malam di Louis Kienne Pemuda Semarang

Sementara itu, Executive Director PT KIK, Didik Purbadi, menambahkan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merupakan sebuah keharusan untuk memenuhi kebutuhan akan SDM di KIK yang terus meningkat. Saat ini, disebut sudah ada sekitar 1.400 lebih lulusan SMK yang terserap di sejumlah industri yang ikut dalam kerja sama tersebut.

“Sampai tahun 2023 nanti kita perlu sekitar dua puluh ribu tenaga kerja. Oleh karena itulah, dengan kerja sama ini, kami berharap bisa memenuhi tantangan kebutuhan tenaga kerja ini,” imbuh Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya