SOLOPOS.COM - Pembuatan Serabi Likuran di Penggarit, Pemalang. (Pemalangkabgoid)

Solopos.com, PEMALANG – Di Desa Penggarit, Taman, Pemalang mempunyai tradisi unik menyambut Lailatul Qadar yakni saling memberi atau mengirim Serambi Likuran. Serabi Likuran dikirim kepada para tetangga atau sanak saudara.

Mengutip Pemalangkab.go.id, Senin (10/5/2021), tradisi ini sebagai salah satu hubungan komunikasi dan sosial di masyarakat. Di likuran ini ada tradisi saling berbagi, saling memberi antarkeluarga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tradisi likuran dengan saling berkunjung dan berbagi serabi yang diberi kuah kincau ini juga ada di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Akan tetapi tradisi ini di jaman sekarang sudah mulai luntur.

Baca Juga : Sosok Mistis di Dua Jalur Lingkar Kabupaten Pemalang

Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, beserta para tokoh masyarakat terutama tokoh kebudayaannya menggali kearifan lokal likuran ini dengan membuat event Serabi Likuran.

Menurut Imam, ide dasar membuat pasar Serabi likuran berawal dari keprihatinan sebagian tokoh masyarakat dimana sebetulnya setiap tahun dari zaman dulu kala itu disaat Ramadan di 10 hari terakhir ini warga masyarakat Penggarit selalu ada kegiatan yang dinamakan serabi likuran.

Sebagian besar warga masyarakat Penggarit membuat serabi sendiri kemudian diberi kuah kincau, yang terbuat dari gula aren dan diberi santan kelapa muda yang diparut dan direbus. Serabi-serabi ini diberikan atau diantar ke tetangga tetangga, demikian pula para tetangga lain yang membuat serabi.

Baca Juga : Inilah Kisah di Balik Nama Taman Patih Sampun Pemalang

“Berawal dari keprihatinan sebagian tokoh masyarakat dan saya sendiri selaku kepala desa di mana sebetulnya setiap tahun dari zaman dulu kala itu di saat bulan Ramadan di 10 hari terakhir ini warga masyarakat Penggarit selalu ada kegiatan yang dinamakan serabi likuran,” kata dia.

Kegiatan yang di gelar di salah satu ruas jalan desa Penggarit, Jl. R. Sudibyo sepanjang 750 m diikuti sekitar 30 orang pembuat serabi yang berjualan di Serabi Likuran.

“Pedagang-pedagang ini memang dulunya adalah para pengrajin pembuat serabi jadi usianya yang sudah sepuh  ini ternyata masih punya keahlian membuat serabi dan diharapkan nanti bisa memberikan edukasi kepada para generasi penerus,” jelas Imam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya