SOLOPOS.COM - Tim dari Disparbudpora Klaten dan pegiat pelestari cagar budaya mengecek salah arca di pekarangan rumah warga Desa Tambakan, Jogonalan, Kamis (1/10/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Selama sepekan terakhir, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten dan Klaten Heritage Community (KHC) menyisir objek diduga cagar budaya sepanjang jalur trase tol Solo-Jogja.

Tim menyambangi puluhan desa dan menemukan satu objek diduga cagar budaya di trase tol. Penyisiran mulai Kamis (24/9/2020) dari wilayah Polanharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rencananya, tim akan menyisir sekitar 48 desa dari total 50 desa dalam wilayah 11 kecamatan terdampak tol Solo-Jogja, Klaten.

Update Covid-19 Klaten: Positif Tambah 13 Kasus, 1 Orang Meninggal, 21 Sembuh

Analis Kebudayaan Disparbudpora Klaten, Avi Elsatyawira, mengatakan selama sepekan menyisir cagar budaya, tim sudah mendatangi 40-an desa terdampak tol Solo-Jogja.

Kali terakhir pada Kamis (1/10/2020), tim menyambangi desa-desa terdampak tol wilayah Kecamatan Jogonalan.

“Kami targetkan Senin [5/10/2020] sudah sampai ke wilayah Kecamatan Prambanan [titik terakhir],” kata Avi kepada Solopos.com di Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Kamis.

Tanpa Uyuk-uyukan Rebutan Apam, Begini Jalannya Tradisi Yaa Qowiyyu Jatinom Klaten

Batu Yoni

Avi menjelaskan ada beragam objek diduga cagar budaya yang ditemukan tim sepanjang penyisiran ke desa-desa terdampak proyek tol Solo-Jogja wilayah Klaten.

Temuan itu seperti batu yoni, lingga, hingga arca. “Dari puluhan lokasi itu, untuk sementara baru yoni pada areal persawahan Desa Keprabon [Kecamatan Polanharjo] yang berada pada jalur tol,” kata Avi.

Dekat yoni tersebut ada gundukan tanah berisi tumpukan batu bata merah berukuran besar serta ribuan batu bolder. Terkait kondisi itu, Disparbudpora segera menyurati Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Balai Arkeologi Yogyakarta.

Muncul Klaster Kuliner Rumah Makan Ayam Goreng Sukoharjo, 11 Orang Positif Covid-19

Disparbudpora Klaten meminta ada kajian lebih lanjut sebelum yoni dan objek diduga cagar budaya lain dipindahkan ke lokasi aman sebelum tanah diuruk untuk tol Solo-Jogja.

“Kajian lebih lanjut itu untuk memastikan kondisi di sana seperti apa. Apakah ada struktur yang masih terpendam. BPCB kan memiliki GPR [ground penetrating radar], alat itu bisa dioperasikan. Sekalipun nanti temuannya dipindahkan tidak masalah setelah ada kajian lebih lanjut,” jelasnya.

Lingga Siwa

Selain objek di jalur tol, tim juga mendapati sejumlah objek diduga cagar budaya berjarak kurang dari 50 meter dari patok terluar jalan tol. Seperti lingga siwa di Desa Brangkal, Karanganom, yang berjarak kurang dari 50 meter dari patok terluar jalan tol.

1.473 Warga Klaten Terjaring Razia Masker, Banyak Tenaga Untuk Bersihkan Fasilitas Umum Dong!

Selain itu, ada gundukan berisi batu diduga objek cagar budaya di Desa Wonoboyo, Jogonalan. Sebelumnya, Kabid Kebudayaan Disparbudpora Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan penyisiran dilakukan setelah ada kepastian peta lokasi jalan tol.

Hasil penyisiran itu bakal diserahkan ke BPCB Jawa Tengah serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jalan tol Solo-Jogja. Hal itu agar tak ada objek diduga cagar budaya hilang karena terdampak proyek strategis nasional itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya