SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) melihat kondisi hewan ternak sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Singosari, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (13/5/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemkab Boyolali program bernama Jaga Kewan yang digunakan untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kulit (PMK).

Seperti diketahui Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi daerah wabah PMK pada Senin (4/7/2022).  Ketetapan tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Pertanian Nomor 500.1/KPTS/PK.300/M/06/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Wabah PMK (foot and mouth disease).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai upaya mengantisipasi wabah semakin merebak, Pemkab Boyolali meluncurkan program bernama Jaga Kewan. Bentuk programnya yakni dengan meningkatkan peran serta camat dan kepala desa (Kades) dalam menangani PMK.

Camat maupun Kades harus saling komunikasi dan kolaborasi dalam program Jaga Kewan. Mengingat, peran keduanya cukup signifikan. Data sasaran vaksinasi PMK misalnya, selama ini yang menyiapkan adalah camat bersama penyuluh pertanian dan Keswan.

“Kalau pada Covid-19 kemarin kan Jaga Tangga. Kebetulan peran Camat dan Kades cukup signifikan. Jadi data sasaran vaksinasi itu yang menyiapkan Camat bersama penyuluh pertanian dan keswan,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali, Insan Adi Asmono, kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: Waspada! Boyolali Ditetapkan jadi Daerah Wabah PMK

Kalau Jaga Kewan adalah program langsung Pemkab Boyolali, Jaga tangga merupakan program Pemprov Jateng. Jaga Tangga sebagai bentuk inovasi pemberantasan Covid-19, berbasis kewilayahan.

Dasarnya yakni Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2020, tentang pembentukan Satgas Jaga Tangga. Teknisnya yakni memberdayakan warga hingga wilayah Rukun Warga (RW). Program ini diterapkan sekitar setahun lalu saat Covid-19 merebak.

Menurut Insan, Jaga Kewan merupakan upaya pemkab dalam menangani wabah PMK di Boyolali. Sistem Jaga Kewan itu, lanjut dia, seusai data sasaran siap dan akan menyuntikkan vaksin, petugas vaksinator akan diantar menuju kluster peternakan sapi.

Insan mengimbau masyarakat untuk tidak berebut jatah vaksin. Ia mengatakan Pemkab Boyolali telah memetakan vaksinasi PMK di kecamatan. Ia juga mengungkapkan prioritas vaksinasi adalah sapi perah yang memiliki umur lebih lama dibandingkan sapi potong.

Sementara itu, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengungkapkan vaksinasi PMK menjadi salah satu langkah Pemkab Boyolali dalam menangani PMK.

Baca Juga: Jaga Kewan, Cara Pemkab Boyolali Atasi Wabah PMK

“Kami sarankan untuk dipetakan dan difokuskan sehingga langkah-langkah ke depan akan jauh lebih efektif sesuai  dengan vaksin yang kami terima. Untuk langkah selanjutnya tentu pengobatan untuk hewan ternak yang sakit,” kata Said.

Vaksinasi PMK merupakan upaya strategis menekan penularan setelah program Jaga Kewan. Vaksinasi tahap I di Boyolali telah selesai lebih cepat dibandingkan target, yaitu pada Jumat (1/7/2022). Sebanyak 1.896 dosis telah disuntikkan untuk 1.400 sapi perah dan 500 sapi potong.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya